Dalam konteks pendidikan, kesantunan berbahasa diperlukan untuk menciptakan suasana kelas yang damai, aman, dan nyaman. Guru harus menunjukkan kesantunan berbahasa di dalam kelas agar siswa dapat menghidupi kesantunan berbahasa dalam hidupnya. Faktanya, masih terdapat pelanggaran kesantunan berbahasa dalam interaksi antara guru dan siswa. Akibatnya, proses pembelajaran berjalan dengan tidak baik, tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal, dan komunikasi menjadi kurang baik. Ketidaksantunan berbahasa disebabkan oleh kejatuhan manusia ke dalam dosa sehingga manusia menolak kehendak Allah untuk menggunakan bahasa yang santun. Tujuan penulisan proyek akhir ini adalah untuk mengkaji pentingnya peran guru Kristen dalam mendorong kesantunan berbahasa di dalam kelas berdasarkan filsafat pendidikan Kristen menggunakan kajian literatur. Hasilnya adalah guru Kristen dapat mendorong kesantunan berbahasa di dalam kelas dengan menjadikan dirinya sebagai role model utama dalam praktik kesantunan berbahasa lewat sikap dan perilaku. Kesimpulannya adalah guru Kristen harus lebih dahulu menunjukkan sikap kesantunan berbahasa sehingga siswa yang mendengarnya dapat meniru sikap dan perilaku guru. Saran yang diberikan penulis, yaitu guru Kristen harus lebih dulu menguasai dan memahami kesantunan berbahasa sehingga dapat mengaplikasikannya dengan baik. Bagi penulis berikutnya, disarankan untuk mendalami peran guru Kristen dalam mengupayakan pertumbuhan kesantunan berbahasa yang terjadi di dalam kelas. / Kesantunan berbahasa dalam konteks pendidikan bertujuan untuk membangun relasi yang baik di kelas melalui komunikasi. Namun, fakta yang ditemukan masih terdapat pelanggaran kesantunan berbahasa yang ditunjukkan siswa seperti mengejek, membentak, sombong, dan tidak menghargai lawan bicara. Ketidaksantunan yang ditunjukkan oleh siswa membuat guru harus menerapkan strategi khusus dalam manajemen kelas untuk mendorong kesantunan berbahasa. Penerapan peraturan dan prosedur kelas menjadi solusi yang mampu mendorong agar siswa patuh dan tunduk untuk berbahasa yang baik saat berkomunikasi. Tujuan dari penulisan ini adalah menjelaskan penerapan strategi peraturan dan prosedur kelas dalam manajemen kelas untuk mendorong kesantunan berbahasa. Penulisan ini dikaji menggunakan metode kualitatif deskriptif. Berdasarkan penulisan, ditemukan bahwa penerapan peraturan dan prosedur kelas secara konsisten mampu mendorong kesantunan berbahasa. Kekonsistenan dalam penerapan strategi ini sangat berpengaruh pada peningkatan kesantunan berbahasa, hal ini dikarenakan sikap santun tidak dapat dibentuk secara instan sehingga diperlukan langkah perbaikan secara bertahap dan konsisten. Perubahan kesantunan berbahasa dapat dilihat ketika siswa mampu menggunakan pilihan kata yang tepat dan memerhatikan etika berbahasa yang berorientasi kepada lawan tutur. Saran untuk kepentingan selanjutnya, yaitu ketegasan guru dalam menerapkan peraturan dan prosedur kelas, melakukan observasi secara berkala untuk melihat tercapainya indikator, dan mencari referensi lain dalam mendorong kesantunan berbahasa.