Tahun akhir perkuliahan merupakan masa di mana mahasiswa merasakan kecemasan akan masa depan (future anxiety) dikarenakan adanya tuntutan untuk segera lulus kuliah dan melakukan aktivitas setelah lulus. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi future anxiety adalah pendekatan dengan spiritual well-being sebagai keadaan yang mendasari kepuasan hidup serta kemampuan seseorang untuk mengekspresikan hubungannya dengan Tuhan. Melalui hal tersebut, penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui peran spiritual well-being terhadap future anxiety pada mahasiswa tahun akhir di Indonesia. Partisipan penelitian adalah 98 mahasiswa aktif tahun akhir yang berusia 20-25 tahun dan memeluk salah satu dari enam agama yang diakui di Indonesia. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dark Future Scale (DFS) dan Spiritual Well-Being Scale (SWBS). Hasil analisis data melalui uji regresi linear sederhana menunjukkan bahwa spiritual well-being memiliki peran secara signifikan terhadap future anxiety pada mahasiswa tahun akhir di Indonesia/The final year of college is a time when students feel anxious about the future (future anxiety) due to the demand to graduate and carry out activities after graduation. One thing that can overcome future anxiety is a spiritual well-being approach, as a condition that underlies life satisfaction and person’s ability to express his relationship with God. Through this, this quantitative research aims to determine the role of spiritual well-being on future anxiety in final year students in Indonesia. Participants consist of 98 active final year students aged 20-25 years and adhered to one of the six religions recognized in Indonesia. The instruments used in this research were the Dark Future Scale (DFS) and the Spiritual Well-Being Scale (SWBS). The results of data analysis through a simple linear regression test show that spiritual well-being has a significant role on future anxiety in final year students in Indonesia.