Pembelajaran kondusif bertujuan untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal, namun hal ini kurang terlihat pada sekolah ABCD Curug secara karena kurangnya manajemen kelas maupun strategi yang guru gunakan saat mengajar di kelas karena masih ada anak yang berbicara sendiri, berjalan-jalan di kelas, dan bermain kotak pensil saat pembelajaran sedang berlangsung hal ini dipengaruhi oleh karakter anak yang berlaku pada tahapan usianya. Pembelajaran kondusif perlu adanya kelas yang kondusif juga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat intervensi minor terhadap siswa dalam mengelola perilaku negatif siswa saat di kelas. Guru Kristen haruslah sebagai agen rekonsiliasi yang dapat membawa peserta didik menuju jalan kebenaran-Nya dan menuntun siswa layaknya Gembala yang menuntun domba-domba-Nya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah intervensi minor berupa teguran pada siswa dapat mengubah perilaku negatif siswa. Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah guru harus selalu memantau aktivitas siswa saat pembelajaran agar dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam kelas dengan cara yang tepat, intervensi minor juga tidak dapat mengontrol perilaku siswa secara berkala, maka perlu adanya konsekuensi yang dilakukan apabila siswa berperilaku negatif saat pembelajaran sebanyak tiga kali. Konsekuensi bisa berupa memindahkan posisi duduk anak kedepan.