Keluarga menjadi figur utama pemenuhan kebutuhan dasar pada remaja, melalui hubungan kebermaknaan yang dibangun bersama keluarganya remaja juga dapat memiliki sumber utama yang membantu pembentukkan konsep diri pada remaja. Ketika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi remaja cenderung akan terlibat dalam perilaku bullying. Sehingga persepsi kebermaknaan atau mattering dianggap sebagai aspek penting dalam melindungi atau menjaga relasi sosial yang dimiliki oleh remaja. Tujuan penelitian ini ingin melihat hubungan mattering dalam konteks keluarga dengan kecenderungan menjadi pelaku bullying dan korban bullying pada remaja di jabodetabek. Penelitian ini merupakan penilitian kuantitatif dengan desain cross- sectional dan menggunakan metode penelitian korelasional kepada 144 remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara mattering to family dengan kecenderungan menjadi pelaku bullying (rS= -.195, p<.05) dan hubungan negative signifikan antara mattering to family dengan kecenderungan menjadi korban bullying (rS= -.342, p<.001).