Memiliki pasangan atau berpacaran menjadi fenomena yang umum terjadi di kalangan mahasiswa yang memasuki usia dewasa muda dan sedang menghadapi krisis kedekatan. Berpacaran dapat memberikan dampak positif apabila kualitas hubungan baik dan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk mengetahui kualitas hubungannya. Salah satu cara mengevaluasi kualitas hubungan adalah dengan mengukur kepuasan yang dirasakan terhadap hubungannya. Diperoleh data dari 84 partisipan yang valid melalui penyebaran kuesioner elektronik melalui media sosial dan secara langsung ke universitas di Jabodetabek. Adapun pengolahan data menggunakan perangkat lunak JASP untuk melakukan uji validitas, raliabilitas dan regresi linear berganda untuk melihat kontribusi diferensiasi diri dan neuroticism sebagai prediktor terhadap kepuasan hubungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diferensiasi diri dan neuroticism berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan hubungan pada mahasiswa perempuan di Jabodetabek. Tidak hanya memprediksi kepuasan hubungan, diferensiasi diri dapat mengatasi dampak negatif dari neuroticism sehingga dapat meningkatkan kepuasan hubungan.