Pada masa dewasa awal, pengembangan ikatan romantis yang erat adalah tugas yang penting karena individu sedang dalam tahap intimacy vs isolation, dimana individu sedang mencoba untuk membangun hubungan yang lebih serius sebagai dasar hubungan pernikahan. Namun, kepuasan hubungan berpacaran yang juga menjadi salah satu faktor dapat mempengaruhi kesehatan mental, ditemukan rendah di Indonesia. Penelitian terdahulu menemukan bahwa adult attachment adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan hubungan berpacaran secara konsisten. Namun, ditemukan bahwa individu yang anxious maupun avoidant pun dapat memiliki kepuasan hubungan yang tinggi dan lebih baik. Kemudian, religiositas ditemukan dapat mempengaruhi perilaku attachment dan berkorelasi positif dengan kepuasan hubungan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat peran religiositas sebagai moderator dalam pengaruh adult attachment terhadap kepuasan hubungan berpacaran dewasa awal di Jakarta dan Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, non eksperimental dengan desain cross-sectional, uji asumsi klasik dan uji moderasi pada 186 dewasa awal usia 21-39 tahun, yang sedang berpacaran di Jakarta maupun Tangerang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ECR-R, RAS dan 4-BDRS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa religiositas tidak memoderasi pegaruh kecendrungan anxious (p = .666, p > .05) maupun avoidant (p = .709, p > .05) pada kepuasan hubungan. / In early adulthood, developing close romantic bonds is an important task because individuals are in the intimacy vs isolation stage, where individuals are trying to build a more serious relationship as the basis of a marriage relationship. However, dating relationship satisfaction, which is also a factor that can influence mental health, was found to be low in Indonesia. Previous research found that adult attachment is one of the factors that consistently influences dating relationship satisfaction. However, it was found that anxious and avoidant individuals can also have higher and better relationship satisfaction. Then, religiosity was found to influence attachment behavior and was positively correlated with relationship satisfaction. Therefore, this study aims to examine the role of religiosity as a moderator in the influence of adult attachment on relationship satisfaction in early adult dating in Jakarta and Tangerang. This research used a quantitative, non-experimental approach with a cross-sectional design, classic assumption tests and moderation tests on 186 young adults aged 21-39 years, who were dating in Jakarta and Tangerang. The instruments used in this research were the ECR-R, RAS and 4-BDRS. The results showed that religiosity did not moderate the effect of anxious (p = .666, p > .05) or avoidant (p = .709, p > .05) tendencies on relationship satisfaction.