During the adolescent developmental stage, hormonal changes occur, making physical changes the most easily noticeable aspect for both adolescents and those around them. Adolescent girls typically experience higher body dissatisfaction compared to adolescent boys. The changes that adolescents go through during puberty make them vulnerable to experiencing body shaming, which can affect their body image. Body image, which relates to how individuals perceive their own body shape, becomes particularly pronounced in late adolescence. Interpersonal relationships with peers and family also serve as factors that influence body image. These close relationships enable emotional attachment to form, which is known as attachment. This study aims to examine the relationship between parent and peer attachment and the dimensions of body image in adolescent girls who have experienced body shaming. The subjects in this study are females aged 18-22 years who have experienced body shaming within the past year. The results of this study indicate a significant correlation between parent attachment and the dimensions of body image, including appearance evaluation, appearance orientation, and body areas satisfaction, in adolescent girls who have experienced body shaming. However, no correlation was found between parent attachment and the dimension of overweight preoccupation. Furthermore, it was observed that peer attachment did not exhibit a significant correlation with any of the body image dimensions. / Pada tahap perkembangan remaja terjadi perubahan hormonal, sehingga perubahan fisik menjadi hal yang paling mudah terlihat oleh remaja maupun individu di sekitarnya. Remaja perempuan biasanya mengalami ketidakpuasan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan remaja laki-laki. Ketika remaja mengalami perubahan-perubahan di fase pubertas membuat remaja rentan untuk mengalami body shaming. Pengalaman ini dapat mempengaruhi body image seseorang. Gambaran yang dimiliki oleh individu terkait bentuk tubuh mereka disebut dengan body image, dan hal ini sangat kuat terjadi pada tahap remaja akhir. Hubungan interpersonal remaja bersama teman sebaya dan keluarga juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi body image. Hubungan yang lekat ini memungkinkan terbentuknya kelekatan emosional sehingga terbentuknya attachment Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara parent and peer attachment dengan dimensi Body Image pada remaja perempuan yang pernah mengalami body shaming. Subjek dalam penelitian ini merupakan perempuan berusia 18-22 tahun yang pernah mengalami body shaming dalam 1 tahun terakhir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara parent attachment dengan dimensi body image yaitu appearance evaluation, appearance orientation, dan body areas satisfaction pada remaja perempuan yang pernah mengalami body shaming. Namun ditemukan tidak terdapat korelasi antara parent attachment dengan dimensi overweight preoccupation. Kemudian untuk peer attachment ditemukan bahwa tidak memiliki korelasi dengan seluruh dimensi body image.