Pertumbuhan ekonomi di suatu negara adalah sesuatu yang perlu diupayakan. Untuk mencapai dan mempertahankan hal tersebut, perusahaan memegang peran penting sehingga pengembangan pada perusahaan itu sendiri juga dibutuhkan. Pada penelitian ini, peneliti memberikan penjelasan terkait langkah spin-off atau pemisahan tidak murni sesuai dengan pasal 135 ayat (3) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dalam upaya melakukan restrukturisasi perusahaan sekaligus risiko pertanggunggugatan perusahaan yang menerapkan spin-off tersebut. Metodologi penelitian melibatkan analisis mendalam dari berbagai sumber pustaka, serta menerapkan Statute Approach dan Conceptual Approach. Dari hasil analisis ditemukan bahwa spin-off dapat diterapkan untuk memperlebar sayap bisnis atau mengembangkan ekosistem bisnis dengan memfokuskan bagian-bagian bisnisnya pada perusahaan lain dengan membentuk anak perusahaan atau subsidiary company. Dengan adanya pemisahan perusahaan secara tidak murni, kemandirian menjadi risiko tiap-tiap perusahaan. Apabila ada masalah hukum dalam ranah perdata pertanggunggugatan menempatkan posisi tanggung jawab hukum pada masing-masing perusahaan, dalam hal ini subsidiary company secara sah bertanggung jawab atas masalahnya sendiri dan tidak melibatkan perusahaan induk.