Penjualan produk-produk fast fashion memberi dampak yang tidak baik jika tidak dikelola dengan benar. Pergantian produk pakaian sebagai akibat dari pergantian trend dan kualitas produk yang kurang baik menimbulkan sampah yang tidak sedikit. Selain itu tuntutan untuk dapat menghasilkan produk yang murah, kesejahteraan tenaga kerja dalam lini produksi juga sering terabaikan. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh customer-centric economic sustainability, customer-centric social sustainability, customer-centric environment sustainability terhadap brand trust, affective brand commitment dan continuance brand commitment pada merek fast fashion di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan purposive sampling yaitu konsumen Uniqlo. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebar dengan menggunakan google form. Data yang berhasil dikumpulkan ada sebanyak 217 responden yang mengisi dengan valid dari bulan Oktober hingga November 2023. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan alat uji software SmartPLS. Penelitian ini menguji validitas dari indikator, reliabilitas variabel serta menguji bentuk model penelitian dengan R2. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh positif customer-centric economic sustainability terhadap brand trust dan affective brand commitment sedangkan terhadap continuance brand commitment tidak berpengaruh. Kemudian pengaruh variabel customer-centric environment sustainability terhadap brand trust didukung sedangkan kepada affective brand commitment dan continuance brand commitment tidak didukung. Selanjutnya pengaruh customer-centric social sustainability berpengaruh terhadap brand trust, affective brand commitment dan juga terhadap continuance brand commitment. Penelitian ini menyarankan Uniqlo untuk lebih gencar menunjukkan proses yang dilakukan dalam lini produksi sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan, kesejahteraan karyawan dan juga rekanan yang mendukung.