Jejak sejarah Candi Borobudur terancam punah dan rusak karena ancaman fisik yang dapat mempengaruhi peninggalan sejarah tersebut. Selain itu, maraknya globalisasi juga membuat generasi muda kurang tertarik pada budaya Indonesia. Dari kedua faktor tersebut, pelestarian budaya terancam berhenti dan tidak diturun-temurunkan kepada generasi-generasi selanjutnya. Dengan alasan tersebut, pelestarian akan dilestarikan melalui jejak digital. Media digital tidak dapat dipengaruhi oleh ancaman fisik seperti bencana alam. Perancangan animasi “Kisah Kehidupan Siddharta Gautama” berupa animasi 2D yang dinarasikan dengan ukuran 1920 x 1080 berdurasi 5-8 menit. Penonton yang ditargetkan adalah anak-anak berumur delapan hingga sepuluh tahun. Penelitian dan riset telah dilakukan terhadap relief Lalitavistara melalui artikel, buku elektronik, dokumen, jurnal, serta wawancara pada budayawan Indonesia yang meneliti relief Lalitavistara, Bapak Bambang Eka Prasetya. Buku yang digunakan untuk mendasari animasi ini adalah “Lalitavistara: The Life of Gautama Buddha” oleh Bhikkhu Anandajoti. Relief ini menceritakan kisah kehidupan Siddharta Gautama dari kelahirannya hingga pembabaran ajarannya untuk pertama kalinya setelah mencapai penerangan sempurna. Proyek akhir ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam melakukan riset terhadap budaya Mataram Kuno dan Relief Lalitavistara. Walaupun masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan, proyek akhir ini diharapkan dapat menjadi jendela untuk generasi-generasi muda akan asal muasal sejarah Indonesia.