Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh PT. Garment Dwi Cipta Abadi terhadap Zuda Ahmad Zainuddin. PT. Garment Dwi Cipta Abadi merupakan perusahaan tempat Zuda Ahmad Zainuddin bekerja, akan tetapi Zuda Ahmad Zainuddin bekerja tanpa adanya perjanjian kerja. PHK tersebut dilakukan secara sepihak oleh PT. Garment Dwi Cipta Abadi tanpa memberikan pesangon kepada Zuda Ahmad Zainuddin. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk lebih memahami fungsi dan kegunaan secara hukum perjanjian kerja yang merupakan sarana penting bagi tenaga kerja dalam perlindungan hidupnya dan untuk melihat dan memahami alasan Mahkamah Agung memenangkan Zuda Ahmad Zainuddin yang tidak memiliki perjanjian kerja. Tipe penelitian ini adalah yuridis-normatif dengan menggunakan pendekatan perundang�undangan (Statute Approach). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Perjanjian kerja memuat hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha. Perjanjian kerja dapat dilakukan secara tertulis maupun secara lisan. (2) Putusan Mahkamah Agung tersebut sudah benar karena perjanjian sudah dilakukan secara lisan, dan pekerja sudah bekerja selama 16 (enam belas) tahun, yaitu sudah melebihi masa percobaan yang secara otomatis sudah menjadi pekerja tetap. Berdasarkan hal tersebut, maka pengusaha atau perusahaan harus memberikan uang pesangon bagi pekerja yang mendapat PHK.