Kolonialisme Bangsa Eropa di Nusantara turut melahirkan sebuah akulturasi kesenian, yang salah satunya digambarkan oleh kemunculan musik tanjidor. Kesenian tanjidor merupakan kesenian tradisional yang memainkan instrumen tiup dan pukul Eropa. Salah satu instrumen tiupnya merupakan trompet, yang berfungsi untuk memainkan melodi di setiap lagu. Kemampuan bermain yang sedari awal didapatkan secara otodidak menyebabkan proses regenerasi pemain dilakukan secara lisan. Hal tersebut berdampak pada metodologi permainan trompet tanjidor tidak terdokumentasi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria penyajian, preferensi permainan, maupun kualitas bunyi kesenian tanjidor, dan pengaruhnya terhadap persepsi akustik subjektif instrumen trompet tanjidor. Penelitian akan berupa pengujian terhadap sepuluh stimuli permainan tanjidor kepada sembilan responden ahli, yang kemudian dimintakan pendapat subjektifnya mengenai persepsi akustik trompet pada musik tanjidor. Studi ini menemukan beberapa hal yang memberikan pandangan terkait fungsi khusus, kualitas permainan, dan ciri instrumen trompet pada musik tanjidor.