Latar Belakang: Celah bibir dan lelangit (CBL) merupakan kelainan kraniofasial kongenital, yang menyebabkan kegagalan fusi normal langit-langit mulut dan bibir selama masa perkembangan janin. CBL memiliki prevalensi sebesar 2,5% di Indonesia, dengan kejadian 15% hanya celah bibir, 40% hanya celah lelangit dan 45% celah bibir dan lelangit. CBL dapat menyebabkan gangguan dalam asupan nutrisi anak sehingga dapat mempengaruhi status nutrisi anak. Pengukuran dari status nutrisi anak dapat dilihat melalui kurva pertumbuhan WHO yang menggunakan tinggi/panjang badan, berat badan, serta usia dalam pengukurannya. Tujuan Penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat hubungan antara celah bibir dan lelangit dengan status nutrisi anak. Metode: Penelitian ini dilakukan menggunakan studi cohort, menggunakan metode kuesioner untuk pengambilan data primer terhadap minimal 174 pasien anak yang memenuhi kriteria penelitian. Data yang didapatkan akan dianalisa menggunakan aplikasi SPSS 24.0, dan uji statistik menggunakan uji hipotesis chi-square. Hasil: Total 174 data pasien didapatkan dan digunakan dalam penelitian ini. Sebanyak 87 data pasien anak dengan CBL dan 87 data pasien anak tanpa CBL. Uji chi-square memberikan hasil hubungan yang signifikan antara anak dengan CBL dengan status nutrisi anak tersebut (p value <0,05) dari hasil tinggi/panjang badan terhadap usia, namun hasil yang tidak signifikan (p value >0,05) dari hasil berat terhadap tinggi/Panjang badan. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pasien CBL dengan status nutrisi pasien tersebut dalam jangka waktu yang panjang (tinggi/panjang badan terhadap usia), dimana anak dengan CBL memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami malnutrisi dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki CBL. Sedangkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pasien CBL dengan status nutriti pasien tersebut dalam jangka waktu yang pendek (berat terhadap tinggi/panjang badan). / Background: Cleft lip and palate is a congenital craniofacial disorder, which causes a failure of normal fusion of the palate and lips during fetal development. CL/P has a prevalence of 2,5% in Indonesia, with 15% only cleft lip, 45% only cleft palate and 40% cleft lip and palate. CL/P causes a disturbance in children’s nutritional intake which then affects their nutritional status. Measurement of a child’s nutritional status can be seen through WHO growth chart which uses length/height, body weight, and age as its measurement unit. Purpose: This research was conducted with the aim of looking at the relationship between cleft lip and palate with children’s nutritional status. Methods: This study was conducted using cohort study, using a questionnaire method to collect primary data on at least 174 pediatric patients who met the study criteria. The data that has been obtained will be analyzed using SPSS 24.00 application, and statistical test using Chi-square hypothesis test. Results: A total of 174 patient data were obtained and used in this study. 87 data were pediatric patients with CL/P and 87 data were pediatric patients without CL/P. Results given by chi-square test was significant between children with CL/P and the nutritional status of these children (p-value <0,05) for length/height for age, and not significant (p-value >0,05) for weight for length/height. Conclusion: There is a significant relationship between patients with CL/P and the nutritional status of these patients in the long term (length/height for age), where patients with CL/P have a greater risk of experiencing malnutrition compared to patients who do not have CL/P. Meanwhile, there was no significant relationship between CL/P patients and the nutritional status of these patients in the short term period (weight-for-length/height).