Dalam lingkup hubungan internasional, Dilema Industri Kelapa Sawit Indonesia membawa implikasi signifikan karena mencerminkan tantangan kompleks yang dihadapi oleh negara ini dalam menjaga keberlanjutan industri kelapa sawitnya di tengah tekanan global terkait isu lingkungan dan hak asasi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dampak kebijakan dan interaksi internasional terhadap industri kelapa sawit Indonesia, dengan fokus pada diplomasi ekonomi, serta menggunakan kerangka teori neoliberalisme. Metode kualitatif digunakan untuk mendalami dinamika diplomasi ekonomi, peran lembaga internasional, dan kebijakan perdagangan yang melibatkan kelapa sawit. Hasil penelitian menyoroti kompleksitas negosiasi dan interdependensi ekonomi antara Indonesia dan mitra dagangnya, dengan kebijakan perdagangan yang menghadapi dilema dalam mencapai keseimbangan antara kepentingan ekonomi nasional dan tuntutan global terhadap keberlanjutan lingkungan. Salah satu aspek yang menonjol adalah adanya interdependensi ekonomi yang kuat antara Indonesia sebagai produsen utama kelapa sawit dunia dan negara- negara mitra dagangnya. Dalam upaya memastikan kelangsungan perdagangan dan investasi, Indonesia dihadapkan pada dilema signifikan yang berasal dari ketegangan antara mempertahankan model ekonomi yang mengandalkan produksi kelapa sawit dan tanggung jawab terhadap keberlanjutan global. Diplomasi memainkan peran sentral dalam upaya Indonesia untuk menangani dilema ini. Melalui partisipasi aktif dalam forum internasional, seperti pertemuan bilateral dan perundingan dengan mitra dagang, Indonesia berusaha membangun pemahaman bersama dan mendapatkan dukungan untuk pendekatan yang seimbang. Diplomasi ekonomi menjadi alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak. / In the scope of international relations, the dilemma of the Indonesian Palm Oil Industry carries significant implications as it reflects the complex challenges faced by the country in sustaining its palm oil industry amidst global pressures related to environmental and human rights issues. This research aims to investigate the impact of policies and international interactions on Indonesia's palm oil industry, with a focus on economic diplomacy, using the framework of neoliberalism theory. A qualitative method is used to investigate deeper into the dynamics of economic diplomacy, the role of international institutions, and trade policies involving palm oil. The research findings highlight the complexity of negotiations and economic interdependence between Indonesia and its trading partners, with trade policies facing dilemmas in achieving a balance between national economic interests and global demands for environmental sustainability. One important aspect is the strong economic interdependence between Indonesia as the world's leading palm oil producer and its trading partner countries. In efforts to ensure trade and investment sustainability, Indonesia faces a significant dilemma stemming from the tension between maintaining an economic model reliant on palm oil production and global sustainability responsibilities. Diplomacy plays a central role in Indonesia's efforts to address this dilemma. Through active participation in international forums, such as bilateral meetings and negotiations with trading partners, Indonesia seeks to build a common understanding and get support for a balanced approach. Economic diplomacy serves as a tool to convey messages and seek solutions acceptable to all parties involved.