Berdasarkan penjaminannya, Perjanjian Perorangan dibedakan menjadi dua, yaitu Personal Guarantee dan Corporate Guarantee. Akta Notaris Makmur Tridharma Nomor 42 tanggal 17 Februari 2023 merupakan perjanjian jaminan notaris yang dibuar antara Tuan Hendro Agus Setiawan sebagai Debitur, PT Bioota Daya Korpora sebagai Penjamin, dan PT Kawan Cicil Teknologi Utama sebagai Kuasa Kreditur. Dalam praktiknya, ditemukan beberapa ketentuan yang tidak terpenuhi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang penulis angkat adalah mengenai syarat sahnya Corporate Guarantee antara Kreditur dan Debitur serta tanggung jawab perusahaan pemegang Corporate Guarantee kepada Debitur dalam Akta Notaris Makmur Tridharma Nomor 42 tanggal 17 Februari 2023. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keabsahan persyaratan Corporate Guarantee antara Kreditur dan Debitur di Indonesia dan menganalisis tanggung jawab perusahaan pemegang Corporate Guarantee kepada Debitur. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah Normatif-Empiris dengan teknik pengumpulan data melalui bahan hukum berupa data sekunder yaitu peraturan perundang-undangan, serta literatur, dan data primer melalui wawancara. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif. Akta Notaris Makmur Tridharma Nomor 42 tanggal 17 Februari 2023, tidak memenuhi syarat subyektif dan obyektif perjanjian menurut Pasal 1320 KUH Perdata karena tidak menyebutkan kewenangan Direktur yang mewakili Perseroan Terbatas sebagai penjamin, dan penerbitan Akta Jaminan Perusahaan mendahului perjanjian pokoknya, yaitu perjanjian kredit sebagaimana tercantum dalam akta. Tanggung jawab perseroan sebagai pemegang Jaminan Perusahaan atas kewajiban debitur berdasarkan Akta Jaminan Perusahaan Nomor 42 tanggal 17 Februari 2023 adalah tanggung jawab terbatas karena PT Bioota Daya Korpora telah memenuhi seluruh persyaratan administrasi Perseroan Terbatas.