Perekonomian Indonesia didorong oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga, dan salah satu industri yang tumbuh paling cepat adalah industri makanan dan minuman. Pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 3,57% pada triwulan III-2022, lebih tinggi dibandingkan 3,49% pada periode yang sama tahun lalu (www.kemenperin.go.id, diakses 11 April). 2023). Industri makanan dan minuman menyumbang 37,82% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pada periode yang sama, menjadikannya sektor penyumbang terbesar. Pada triwulan IV tahun 2022, kinerja industri pemasok makanan dan minuman (restoran, rumah makan, dll) tumbuh sebesar 7,8% quarter-over-quarter (q to q). Sementara itu, kinerja tahunan sektor distribusi makanan dan minuman (restoran, rumah makan, dan lain-lain) juga mengalami peningkatan positif pada periode hingga triwulan IV tahun 2022. Indikator pertumbuhan positif ini akan terus memberikan hasil positif di tahun 2021. Data tersebut senada dengan data Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) yang menunjukkan industri kuliner memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian kreativitas. Perubahan gaya hidup di daerah perkotaan di Indonesia mengikuti tren pasar dimana pekerja kantoran tidak mempunyai waktu atau minat untuk memasak, namun mencari makanan yang meningkatkan kesehatan. Saat ini banyak restoran yang menawarkan makanan sehat. Hal ini tentunya menjadi inovasi yang bagus bagi para pecinta kuliner atau investor di bidang restoran. Kebutuhan gizi saat ini tidak hanya sekedar gizi masyarakat saja, melainkan gaya hidup baru yang sudah menjadi norma sosial.