Latar Belakang : Preeklampsia merupakan hipertensi yang disertai dengan proteinuria atau kegagalan organ yang terjadi pada usia kehamilan diatas 20 minggu. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Banten pada 2018, preeklampsia merupakan kontributor keempat pada angka kematian ibu (AKI). Eklampsia merupakan komplikasi kejang dari preeklampsia. Preeklampsia dihipotesiskan menyebabkan insufisiensi uteroplasenta yang dapat menyebabkan penurunan nilai APGAR. Nilai APGAR merupakan penilaian yang dilakukan untuk menilai keadaan general neonatus dan tindakan yang akan dilakukan. Beberapa penelitian telah menemukan asosiasi antara kejadian preeklampsia dengan nilai APGAR. Tujuan : Mengetahui hubungan antara preeklampsia dan eklampsia dengan nilai APGAR pada neonatus di Siloam Hospitals Lippo Village. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan jenis studi potong lintang (cross- sectional) . Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang akan didapatkan dari rekam medis pasien. Analisis data dilakukan dengan chi-square.Sampel penelitian ini adalah ibu hamil tanpa preeklampsia dan ibu hamil penderita preeklampsia dan eklampsia serta bayi yang dilahirkannya di Siloam Hospitals Lippo Village dari tahun 2018-2022. Hasil : Dari 132 sampel yang terkumpul ditemukan hubungan yang signifikan diantara preeklampsia dan eklampsia dengan nilai APGAR neonatus dengan OR 4.618 ( 95% CI : 1.900-12.210) dan nilai p 0.001 pada APGAR menit ke-1 da nilai p 0.021 (OR: 10.263, 95% CI: 1.261 – 83.507) pada APGAR menit ke-5. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara preeklampsia dan eklampsia dengan nilai APGAR pada neonatus. Kata Kunci : Preeklampsia, Eklampsia, Nilai APGAR