Pakan Ternak merupakan salah satu jenis barang yang merupakan bagian yang secara tidak langsung menjadi kebutuhan Masyarakat banyak yang tidak terpisahkan dari sektor peternakan. Pakan ternak juga menjadi salah satu sebab naik turunnya harga telur ayam baik dari peternak maupun yang ada di pasar. Itulah sebabnya dari sisi perpajakan pakan ternak merupakan salah satu yang dibebaskan dari pengenaan PPN karena memiliki kaitan dengan kebutuhan masyarakat. Namun sebaliknya, pakan ternak akan dikenakan PPh atas keuntungan penjualan pakan ternak yang diterima oleh Agen, sub agen dan pedagang eceran.Namun dalam prakteknya seringkali ditemukan bahwa pengenaan PPh Badan kepada agen pakan ternak dilakukan terlebih dahulu Analisa pembanding atau ratio benchmarking yang sesuai dengan pedoman pada SE-96/PJ/2009. Penetapan rasion benchmarking tersebut tentunya tidak sesuai dengan kondisi wajib pajak agen pakan ternak karena pembanding yang dilakukan tidak sesuai dengan kondisi sesungguhnya yaitu membandingkan margin laba antara agen pakan dengan sub agen dan agen pakan dengan pedagang eceran. Faktanya adalah pabrik telah menetapkan harga jual ecer dengan Batasan tertentu, sehingga pada level agen, margin penjualan cenderung lebih kecil agar harga pada level eceran ke peternak masih terjangkau. Berkaca dari kejadian tersebut, perlu adanya kebijakan penerapan margin yang memiliki unsur keadilan bagi wajib pajak yang tidak memberatkan dan tentunya tetap sesuai dengan pemenuhan kewajiban perpajakannya.