Penelitian ini dimulai dengan adanya proyek Ad Rem: Adaptation in Architecture, yang akan merelokasi Joglo Siraman ke kompleks Padepokan Sendra Tari Sekar Djagad guna mendukung kebutuhan komunitas tari di sana. Padepokan Sekar Djagad menampilkan tarian yang mengapresiasi alam, namun bangunan eksisting yang dipakai berlatih kurang mendukung penampil untuk bisa mendalami tarian yang mereka bawakan. Bangunan yang tertutup dan penghijauan yang terbengkalai menciptakan sebuah kondisi yang tidak memungkinkan penampil untuk bisa terhubung dengan alam. Untuk menciptakan sebuah kompleks yang mampu mendukung kegiatan tari Padepokan Sekar Djagad, proyek ini berusaha mengembangkan padepokan dengan menerapkan strategi restorative architecture dam menciptakan interaksi antara alam dan manusia pada arsitektur. Strategi desain bertujuan menghadirkan koneksi visual dengan alam, koneksi non visual dengan alam, variabilitas termal dan aliran udara, kehadiran penghijauan dan air, pemaksimalan cahaya alami, menciptakan ruang bebas polusi dan polutan, kehadiran bentuk dan pola biomorfik, serta kompleksitas dan keteraturan alam dalam pengembangan kompleks. Dengan melakukan penerapan strategi restorative architecture, pengembangan diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna Padepokan Sekar Djagad serta meningkatkan keterhubungan alam dan manusia pada kompleks untuk mendukung penampilan tari yang ingin disampaikan. / This research begins with the Ad Rem project: Adaptation in Architecture, which aims to relocate the Joglo Siraman to Padepokan Sendra Tari Sekar Djagad complex to support the dance community's needs there. The Sekar Djagad complex showcases dances that appreciate nature, yet the existing buildings used for practice are insufficient in supporting performers to delve into the dances they perform. Enclosed structures and neglected greenery create conditions that hinder performers from connecting with nature. To create a complex that can support the dance activities of Padepokan Sekar Djagad, this project seeks to develop the padepokan by applying restorative architecture strategies and creating interaction between nature and humans in architecture. The design strategy aims to provide visual connection with nature, non-visual connection with nature, thermal variability and airflow, the presence of greenery and water, maximization of natural light, creating pollution and pollutant-free spaces, the presence of biomorphic forms and patterns, as well as the complexity and order of nature in complex development. By implementing restorative architecture strategies, the development is expected to accommodate the needs of Sekar Djagad Padepokan users and enhance the connection between nature and humans in the complex to support the desired dance performances.