Bahasa Jepang dalam perkembangannya di Indonesia secara kuantitatif sangat pesat, namun secara kualitif masih menghadapi banyak kendala, yang di mana belum banyak ditemukan dan dikenal secara meluas orang masyarakat. Hal ini berkenaan dengan peminat pelajar yang mempelajari bahasa Jepang, yang khususnya berada di ibukota Jakarta. Di dalam proses belajar yang tentunya membutuhkan motivasi belajar siswa yang lalu dihubungkan dengan adanya atau tidak adanya faktor dukungan sosial terhadap minat siswa dalam belajar bahasa Jepang yang masih belum berkembang dan dikenal masyarakat luas dibandingkan dengan bahasa internasional lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat signifikansi hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi belajar bahasa Jepang pada siswa lembaga bahasa Jepang di Jakarta. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan uji korelasi Pearson Product Moment. Instrumen yang dipakai adalah kuesioner yang dikembangkan dari teori dukungan sosial menurut Cohen dan Mc kay Wills (1994) dan teori motivasi menurut Abin Syamsuddin Makmun (2007). Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang diambil adalah remaja yang berusia 17-21 tahun yang belajar di lembaga bahasa Jepang di Jakarta. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada 299 remaja di lembaga bahasa Jepang di Jakarta. Setelah dilakukan uji korelasi, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi belajar bahasa Jepang pada peserta kursus The Japan Foundation Jakarta (r = 0,423; p = 0,003). Dari hasil tersebut, beberapa dimensi berkorelasi signifikan dan dimensi lain tidak berkorelasi signifikan.