Konsep reposisi melibatkan pembentukan identitas berbeda dari persepsi publik yang ada. Penelitian ini menganalisis pemetaan identitas perusahaan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan menggunakan elemen identitas Balmer. Kerangka utama yang digunakan adalah teori identitas perusahaan, yang memandu proses reposisi yang dilakukan DJP. Penelitian ini mengadopsi paradigma konstruktivis dan menggunakan pendekatan studi kasus. Metode penelitiannya melibatkan alat tes ACCID yang dikembangkan oleh John M.T. Balmer, menilai lima jenis identitas: Aktual, Dikomunikasikan, Dikandung, Ideal, dan Diinginkan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kesenjangan antara identitas tersebut dengan menganalisis data wawancara yang dikumpulkan dari pemangku kepentingan internal (manajemen menengah dan atas) dan pemangku kepentingan eksternal (media dan mitra bisnis). Temuan tersebut menetapkan lima elemen yang menentukan identitas DJP: organisasi yang mengutamakan kenyamanan pelayanan dengan tetap menjunjung tinggi nilai- nilai fundamental (Actual Identity), organisasi yang mengedepankan transparansi dan kemudahan akses informasi (Communicated Identity), organisasi yang menjunjung tinggi integritas dan budaya profesional, didukung oleh sistem informasi antikorupsi (Conceived Identity), birokrasi yang fleksibel, efektif, dan efisien dalam memberikan pelayanan publik melalui sumber daya manusia yang kompeten dan beretika (Ideal Identity) dan organisasi yang meningkatkan pelayanan dengan kepemimpinan yang secara aktif melibatkan pemangku kepentingan internal, menumbuhkan keterlibatan dan kepemilikan (Desired Identitas). Kelima identitas tersebut selaras dengan reposisi DJP yang bercirikan tagline baru “Pajak Kita untuk Kita”. Namun penelitian ini mengidentifikasi kelemahan dalam kepemimpinan (Desired Identity) dan implementasi teknologi informasi (Actual, Conceived, Ideal). Kesenjangan ini diakibatkan oleh tidak konsistennya komunikasi internal dan eksternal DJP di wilayah tersebut. Kurangnya konsistensi antar elemen identitas dapat berdampak signifikan terhadap pengelolaan citra dan reputasi perusahaan