Penelitian ini mengusung analisis fenomenologi pada praktik voyeurisme di media sosial melalui akun Instagram @xolovelyayana. Fokusnya adalah memahami bagaimana Ayana memanfaatkan sensualitas dan privasi dalam kontennya untuk menarik perhatian dan mencapai popularitas, ditekan oleh kebutuhan validasi dan keuntungan finansial. Voyeurisme di media sosial memungkinkan pengguna untuk mengamati kehidupan orang lain tanpa interaksi langsung, yang dapat mengganggu kesejahteraan psikologis. Dalam studi kasus ini, metode meliputi observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dengan triangulasi sumber untuk validitas data. Hasil menunjukkan bahwa pengikut @xolovelyayana terutama mencari hiburan, kepuasan visual, dan inspirasi, tetapi juga menormalkan perilaku voyeuristik dan eksploitatif. Implikasinya termasuk penurunan kepercayaan diri, paparan konten eksplisit pada pengikut di bawah umur, dan normalisasi eksploitasi seksual. Rekomendasi mencakup peningkatan kesadaran privasi digital, regulasi ketat, pengembangan fitur keamanan di platform media sosial, dan layanan konseling bagi korban, membutuhkan kerjasama pemerintah, lembaga penegak hukum, platform media sosial, dan masyarakat/ This research carries out phenomenological analysis of the practice of voyeurism on social media through the Instagram account @xolovelyayana. The focus is on understanding how Ayana exploits sensuality and privacy in her content to attract attention and achieve popularity, pressured by the need for validation and financial gain. Voyeurism on social media allows users to observe other people's lives without direct interaction, which can be detrimental to psychological well-being. In this case study, methods include observation, interviews, and documentation studies with source triangulation for data validity. Results show that @xolovelyayana's followers primarily seek entertainment, visual gratification, and inspiration, but also normalize voyeuristic and exploitative behavior. Implications include a decline in self-confidence, exposure of underage followers to explicit content, and the normalization of sexual exploitation. Recommendations include increased awareness of digital privacy, strict regulations, development of security features on social media platforms, and counseling services for victims, requiring cooperation from governments, law enforcement agencies, social media platforms, and the public.