Masa remaja adalah masa yang penting bagi setiap individu karena identitas terbentuk pada masa ini (Erikson, 1982 dalam Plotnik, 2008). Namun remaja juga harus berhati-hati pada hal-hal yang bisa memiliki dampak negatif yang panjang, salah satunya adalah bullying. Beberapa remaja mengembangkan identitasnya dengan melakukan bullying sehingga menyebabkan masalah pada diri individu yang menjadi korban dan juga dirinya sendiri. Oleh karena itu, bullying harus sedapat mungkin dicegah. Kepribadian merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam perilaku bullying (Hodges & Perry, 1999), karena itu salah satu cara pencegahannya adalah dengan mengetahui kepribadian seperti apa yang memiliki kecenderungan untuk menjadi pelaku atau menjadi korban bullying. Oleh sebab itu, penelitian dilakukan untuk melihat bagaimanakah kepribadian remaja pelaku dan korban bullying bila ditinjau dari model kepribadian Big Five dan dimensi apakah yang membedakan keduanya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini terbagi atas pelaku bullying sebanyak 32 orang dan korban bullying sebanyak 30 orang. Alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan profil kepribadian sampel adalah Big Five Inventory. Hasil penelitian menunjukkan nilai extraversion yang lebih tinggi pada pelaku dan nilai neuroticism yang lebih tinggi pada korban, sedangkan untuk ketiga dimensi yang lain tidak terdapat perbedaan.