Penelitian ini mengevaluasi strategi komunikasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulawesi Utara dalam merespons kasus penggelembungan suara pada Pemilu 2024 di tiga kabupaten/kota. Fokusnya adalah merestorasi citra Bawaslu melalui pendekatan transparan, responsif, dan kooperatif menggunakan Image Repair Theory. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dan metode kualitatif dengan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi literatur, diuji keabsahannya dengan triangulasi sumber, dan dianalisis melalui selective coding. Strategi yang diterapkan meliputi denial, evasion of responsibility, reducing offensiveness, corrective action, dan mortification. Bawaslu menekankan transparansi, pengawasan partisipatif, serta introspeksi dan pembinaan internal untuk membangun kembali kepercayaan publik. Meskipun terdapat banyak strategi denial dalam upaya merestorasi citra lembaga, namun peneliti menemukan bahwa Badan Pengawas Pemilihan Umum Sulawesi Utara juga melakukan banyak corrective action dan tetap menggunakan strategi mortifikasi untuk memperbaiki citra lembaga yang menurun.