Early Child Education (ECE) in Indonesia recognizes a non-formal ECE system led by the principal of playgroup. Educational leadership in ECE should be complied with eight national standards as Total Quality Management in order to create ECE institutions with high quality. The issues of quality of educators and management of financing have conveyed negative implications to these institutions, namely definitive termination of several schools while the remaining ones do not display an optimal performance. However, for KB Pilia, regardless of the complications, not only was it able to undergo and maintain its organization, it even exhibited significantly the school’s development such as accreditation, new school building and educators with local and national achievements. The success of KB Pilia has shown superior educational leadership compared to other schools with similar issues. This research is conducted by having an in-depth description regarding the survival factors of educational leadership administered by principal of KB Pilia. Research method engaged is qualitative with the approach of case study. Data is collected by having interviews with the principal and three educators, observation and documentation. Data analysis and validation are done by applying triangulation techniques. The result identifies four survival factors: intrinsic motivation, work commitment, servant leadership and innovation in education. / Satuan pendidikan anak usia dini di Indonesia mengenal jalur non-formal yang dipimpin oleh kepala Kelompok Bermain. Kepemimpinan pendidikan kepala Kelompok Bermain bersandar pada delapan standar PAUD yang merupakan manajemen mutu terpadu guna menghasilkan PAUD berkualitas. Persoalan pada kualitas pendidik & tenaga kependidikan serta manajemen pembiayaan telah berdampak buruk terhadap performa kepemimpinan pendidikan dengan terjadinya penutupan beberapa lembaga PAUD non – formal sedangkan yang tersisa tidak memperlihatkan kinerja yang optimal. Namun demikian, situasi berbeda terjadi pada KB Pilia yang bukan hanya mampu mempertahankan pelayanannya namun secara signifikan dapat mengembangkan lembaganya melalui keberhasilan dalam mempertahankan predikat akreditasi, pembangunan gedung sekolah baru dan prestasi para pendidik baik di tingkat daerah maupun nasional. Keberhasilan KB Pilia menunjukkan kepemimpinan pendidikan yang unggul dan membuat lembaga ini menjadi lebih menonjol dari sekolah – sekolah sejenis lainnya dengan permasalahan yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji survival factors kepemimpinan pendidikan kepala KB Pilia yang berhasil dalam mempertahankan dan mengembangkan pelayanan pendidikannya meskipun terjadi hambatan baik internal maupun eksternal. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknis pengambilan data dilakukan dengan wawancara dengan kepala Kelompok Bermain dan ketiga pendidik, observasi dan dokumentasi. Teknik triangulasi data diterapkan dalam analisis dan validasi data. Hasil penelitian mendapati empat survival factors yakni motivasi intrinsik, komitmen kerja, kepemimpinan pelayan dan inovasi pendidikan.