Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan akta notariil sesuaiperaturan yang tercantum dalam Undang-Undang Paten No. 13 Tahun 2016, dan untuk memecahkan isu dan permasalahan hukum yang muncul terkait peralihan hak kekayaan intelektual produk bioteknologi. Penelitian ini menggunakan metodeyuridis normatif, untuk mengumpulkan data pada penelitian ini, penelitimenggunakan tiga jenis bahan hukum yaitu bahan hukum primer, bahan hukumsekunder dan bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Metode pendekatan dalam penelitianini adalah pendekatan peraturan perundang-undangan (statue aproach). Metodeanalisis data terbagi dua yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Aktivitas dalamanalisis data, yaitu: data reduction, data display, dan conclusiondrawing/verification. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pengalihan kekayaan intelektual, khususnya paten dalam bidang bioteknologi denganmenggunakan akta notariil belum sepenuhnya diatur dalam Undang-Undang Paten No. 13 Tahun 2016. Meskipun peralihan hak paten dapat dilakukan melaluiperjanjian tertulis, undang-undang tidak mewajibkan perjanjian tertulis berupa akta notariil, sehingga menciptakan celah hukum yang rentan terhadap pemalsuan dan sengketa. Kedudukan akta notariil sangat penting sebagai alat bukti yang sah, mengurangi konflik, dan mempermudah penyelesaian sengketa. Keberadaannyamelindungi hak paten dan mendorong inovasi para inventor khususnya di bidaangbioteknologi dengan menciptakan lingkungan investasi yang aman dan transparan.