Latar belakang: Prevalensi pasien dengan penyakit ginjal kronik atau PGK meningkat setiap tahunnya, baik di Indonesia maupun di dunia. PGK dapat didefinisikan sebagai kerusakan ginjal baik struktural maupun fungsional yang bersifat progresif dan ireversibel. Hemodialisis adalah tata laksana pasien PGK yang berfungsi untuk menyaring sisa metabolisme dan cairan berlebih di dalam darah. Hemodialisis memiliki efek samping hemodialisis seperti nyeri tulang atau sendi, sesak nafas, mudah lelah dan kram atau kaku otot. Salah satu faktor risiko yang dapat meningkatkan efek samping hemodialisis adalah kejadian frailty. Tujuan: Mengetahui hubungan kejadian frailty terhadap keparahan gejala penyakit pada pasien yang menjalani hemodialisis kronik dengan menggunakan dialysis symptom index. Metode: Penelitian ini akan dilaksanakan menggunakan metode cross-sectional dan desain studi analitik komparatif numerik tidak berpasangan. Data akan diperoleh dengan menggunakan kuesioner dialysis symptom index dan kuesioner RAPUH. Penelitian ini akan ditargetkan pada pasien yang menjalani hemodialisis kronik. Uji statistik akan menggunakan metode Uji T atau Uji Mann-whitney. Hasil: Terdapat 35 pasien (24,8%) yang menjalani hemodialisis mengalami frailty dan 106 pasien (75,2%) lainnya tidak mengalami frailty. Gejala yang signifikan pada pasien frailty yang menjalani hemodialisis adalah kurang nafsu makan (p 0,000), sesak nafas (p 0,039), terasa melayang atau pusing (p 0,022), merasa lelah atau kurang berenergi (p 0,000), mulut kering (p 0,004), nyeri tulang atau sendi (p 0,001), kesulitan untuk tidur (p 0,014), mudah terbangun (p 0,007), hasrat seks menurun (p 0,000), dan susah terangsang secara seksual (p 0,000). Kesimpulan: Pada penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara frailty dengan efek samping hemodialisis. Gejala yang paling sering muncul adalah merasa lelah atau kurang berenergi, hasrat seks menurun, sulit terangsang secara seksual, mudah terbangun, kram otot, dan kesulitan untuk tidur.