Gagal ginjal kronik (GGK) adalah sebuah keadaan dimana terjadi kerusakan struktur serta fungsi ginjal yang terjadi setidaknya tiga bulan ataupun lebih. Farmakoterapi pada GGK disesuaikan dengan adanya penyakit penyerta, hal ini dapat menyebabkan terjadinya polifarmasi, dan meningkatkan kemungkinan terjadinya Drug Related Problem (DRP). DRP adalah kejadian berkaitan dengan terapi obat yang sebenarnya ataupun memiliki potensi mengganggu hasil pengobatan yang diharapkan. Penelitian bertujuan menggambarkan DRP pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit X kabupaten Tangerang. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode total sampling secara prospektif. Populasi penelitiannya yaitu pasien dengan diagnosis gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit X Kabupaten Tangerang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data berasal dari rekam medis pasien dan resep yang didapatkan pasien pada poliklinik rawat jalan periode Maret 2024. Dari total 41 pasien, DRP terjadi pada 12 pasien dengan kategori efek terapi obat tidak optimal sebanyak 11 kejadian (26,8%), dan pengobatan yang tidak diperlukan sebanyak 1 kejadian (2,4%). Intervensi yang dilakukan adalah intervensi pada tingkat pasien yakni dengan konseling kepada pasien sebanyak 5 intervensi(12,2%), tersedia informasi tertulis sebanyak 1 intervensi (2,4%), dan menyampaikan kepada keluarga/pengasuh sebanyak 11 intervensi (26,8%). Setelah mendapatkan konseling pasien berkomitmen untuk mengimplementasikan sepenuhnya. Semua kasus DRP pada penelitian ini terselesaikan. / Chronic kidney failure (CKD) is a condition in which damage to the structure and function of the kidneys occurs for at least three months or longer. Pharmacotherapy in CKD is tailored to the presence of comorbidities, which can lead to polypharmacy, and increase the likelihood of Drug Related Problems (DRP). DRPs are events related to drug treatment that actually or potentially interfere with expected treatment outcomes. The study aimed to describe DRP in patients with CKD undergoing haemodialysis at Hospital X Kabupaten Tangerang This study is a descriptive study with prospective total sampling method. The study population was patients with a diagnosis of chronic renal failure undergoing haemodialysis at Hospital X in Kabupaten Tangerang who met the inclusion and exclusion criteria. Data came from the patient's Medical Record and prescriptions obtained by patients at the outpatient polyclinic for the period March 2024. From a total of 41 patients, DRP occurred in 12 patients with the categories of suboptimal drug therapy effects as many as 11 (26.8%), and unnecessary treatment as many as 1 (2.4%). Interventions carried out were interventions at the patient level, namely counselling to patients as many as 5 (12.2%), providing written information as much as 1 (2.4%), and conveying to family / caregivers as much as 11 (26.8%). After receiving counselling, the patient is committed to fully implementing it. All DRP cases in this study were resolved.