Tidak dapat dipungkiri bahwa kekayaan dan keberagaman budaya Indonesia dapat, bahkan akan, dipengaruhi oleh budaya asing yang dibawa masuk oleh para ekspatriat yang tinggal di Tanah Air. Meskipun keragaman Indonesia ini dapat ditemukan di berbagai situasi, keutuhan Bhinneka Tunggal Ika dapat ditemukan di gereja-gereja setempat, yang mencerminkan suatu perkumupulan dan persekutuan yang terbuat dari sekelompok orang yang terlepas dari latar belakang etnis yang berbeda-beda. Melalui fenomena yang terjadi di gereja lokal namun berbahasa Inggris, “The Collective,” peneliti merasa bahwa pendalaman akan terjadinya konvergensi simbolik di gereja ini yang terdiri dari individu yang beragam secara budaya menjadi relevean dan penting, terlebih karena kurangnya penelitian dalam area tersebut. Untuk mendeskripsikan terjadinya konvergensi simbolik di gereja “The Collective,” penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi dengan menggunakan wawancara mendalam dan pengamatan partisipan. Sumber pengumpulan data utama akan menjadi wawancara mendalam dengan para informan, dan catatan lapangan yang dikumpulkan dari pengamatan partisipan akan menjadi sumber data sekunder. Penelitian ini menyimpulkan bahwa konvergensi simbolik terjadi karena interaksi yang terjadi didalam suatu komunitas antara individu yang secara kolektif menafsirkan nilai-nilai yang dianut oleh gereja. Nilai-nilai ini menggambarkan tema fantasi yang dipahami dan dimiliki oleh komunitas gereja sebagai suatu komunitas retoris. / It is inevitable for Indonesia’s rich and diverse culture to be exposed to and influenced by the cultures brought in by foreigners who reside in the archipelago. Acknowledging that although the diversity of Indonesia can be found in various settings, the fullness of Bhinneka Tunggal Ika can also be found in the local churches, which reflects a collective body of people coming together regardless of varying ethnic background. Under one institution, church members interact out of shared beliefs and/or values. Therefore, the researcher believes that studying the creation of symbolic convergence of a religious institution in Indonesia is significant. In order to describe the interpretation of the fantasy themes at a multicultural church, “The Collective,” this research uses the qualitative approach with method of ethnography using in-depth interview and participant observation. The primary source of data gathering will be the in-depth interview with key informants, and field notes gathered from participant observation will be a secondary source of data. The research concludes that the collective interpretation of the fantasy themes represented by the values of “The Collective Church” creates a symbolic convergence between the members of the church community, which is further resulted out of their conversations and interactions.