Sudah selayaknya setiap anak mendapatkan pendidikan yang sama. Akan tetapi kenyataan yang terdapat di Indonesia, anak berkebutuhan khusus masih dipandang sebelah mata. Anak-anak berkebutuhan khusus tidak mendapatkan pendidikan di dalam kelas yang sama dengan anak normal lainnya. Terdapat beberapa sekolah yang telah menerapkan sistem sekolah inklusi dimana siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus dapat belajar di tempat dan menggunakan materi yang sama. Pembelajaran yang dilakukan di dalam sekolah inklusi memperlukan metode khusus. Oleh sebab itu, dilakukan penerapan model belajar VAK (Visual, Auditori, dan Kinestetik) dalam pembelajaran di sekolah X yang merupakan salah satu contoh sekolah inklusi. Kelas yang menerapkan metode ini memiliki kenaikan nilai yang signifikan baik dalam penilaian intonasi maupun nilai not. Selain itu, kenaikan nilai rata-rata pada kelas tindakan juga terlihat lebih besar dibandingkan kelas kontrol.