The aim of aesthetic interpretation is to apprehend a work of art values, and likewise to make the best use out of one’s understanding and appreciation of said artwork. However, works of art are not the easiest to comprehend and grasp, hence making the act of interpreting them even more difficult. Galleries, in turn, provide visitors with some form of description as a way to resolve this issue. Whatever way a gallery chooses to go about it, what they are essentially doing is taking away the ability from a visitor to formulate their own interpretation of a work of art, socially constructing a reality wherein said visitor will have no choice but to succumb to the meanings the gallery has formed. “Empty Signifiers” is an art exhibition showcased in the Semarang Contemporary Art Gallery, and is the research object being examined. The researcher’s focus was to observe and discover how the people involved in the execution of the exhibition socially constructed the meaning behind the featured art. After the completion of this research, the research has come to a conclusion that the meaning of art, or in this case, an art exhibition was socially constructed through the means of social interaction in three steps: externalization, objectivation, and internalization. / Tujuan dari interpretasi estetika adalah untuk mendalami nilai dari sebuah karya seni, dan juga untuk memanfaatkan semaksimal mungkin perngertian dan penghargaan seorang individu terhadap karya seni tersebut. Terkadang, sebuah karya seni tidak mudah untuk dimengerti, sehingga menginterpretasikankya juga semakin susah. Di sisi lain, galeri menyediakan pengunjung dengan sebuah bentuk deskripsi sebagai sebuah cara untuk menyelesaikan masalah ini. Apapun yang telah diputuskan oleh sebuah galeri, intisari dari yang mereka lakukan adalah untuk mengeliminasi kemampuan pengunjung untuk membentuk interpretasi mereka sendiri terhadap karya seni, membangun sebuah realita secara sosial dimana sang pengunjung tidak punya pilihan lain selain menyerap artian yang telah disediakan galeri. “Empty Signifiers” adalah sebuah pameran seni yang diselenggarakan di Semarang Contemporary Art Gallery, dan merupakan objek yang diteliti. Fokus dari peneliti adalah untuk mengamati dan mencari bagaimana orang yang terlibat dalam penyelenggaraan pameran ikut serta dalam membangun artian yang dibangun secara sosial di balik karya seni dalam pameran. Setelah menyelesaikan penelitian, sang peneliti mengambil kesimpulan bahwa pengertian seni, atau di konteks ini, pameran seni dibangun secara sosial melalui cara cara interaksi sosial dalam tiga langkah: eksternalisasi, objectivasi, dan internalisasi.