Globalisasi yang berkembang dengan cepat, memudahkan seluruh masyarakat di muka bumi ini dapat mengakses, mengunduh dan juga menerima segala informasi dengan cepat dan kapan saja mereka butuhkan, hal ini dapat terjadi karena teknologi telah berevolusi dan ditemukan sebuah new media yaitu tempat dimana semua pesan komnikasi terdesentralisasi. Pemanfaatan new media dilakukan oleh seluruh selebriti dari berbagai negara dan salah satunya merupakan dari negri Korea Selatan dimana perkembangan ini menyeret massa kedalam budaya popular atau yang disebut dengan budaya pop. Artinya, jika korea selatan mampu memproduksi selebriti secara terus menerus yang disebut dengan istilah Korean Pop, maka mereka past mempunyai fans yang banyak dan juga fanbase sebagai support untuk para selebriti yang disebut sebagai idol. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan data primer, yaitu wawancara secara mendalam dan observasi non-partisipan, serta data sekunder berupa studi kepustakaan dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada key informan selaku owner dari fanbase GDragonINA dan juga pengikut fanbase GDragonINA yang merupakan fans G-Dragon. Hasil penelitian menunjukan bahwa fan project sebagai wujud dalam membentuk parasocial interaction belum bisa terjalin secara dua arah karena memang parasocial interaction adalah hubungan semu dan satu arah, walaupun informan merasa adanya tanggapan dari idola hal ini hanya merupakan tanggapan sepihak dan tidak diketahui apakah idola juga merasakan hal yang sama. / Rapidly growing globalization makes it easy for all people on the planet to access, download and receive all the information quickly and whenever they need it, because it has evolved and found a new media where all the messages has been decentralized through communications. Utilization of new media is done by all celebrities from various countries and one of them is from the South Korea country whereas this development drags many people into popular culture or called pop culture. Because of that, south korea is able to produce celebrities continuously called Korean Pop, then they have a lot of fans and fanbase as support for celebrities who are called idol. This research uses qualitative approach with case study research method. The research data were collected using primary data which is in-depth interview and non participant observation, and secondary data were literature study and documentation. The interview was conducted to key informant as owner of GDragonINA fanbase and also follower of GDragonINA fanbase which is G-Dragon fans. The results show that the fan project as a form to create parasocial interaction cannot be established in both directions because parasocial interaction is an imaginary relationship and one-way relationship, although the informant feels the response of the idol this is only a unilateral response and it is not known whether the idol also felt the same one.