Latar Belakang : Menurut penelitian dari National Dietary Consumption, diperkirakan terdapat 87% dari populasi dunia mengkonsumsi kafein 194 ml/hari. Minuman mengandung kafein sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat perkotaan, khususnya pada wanita muda. Di Indonesia, tingkat konsumsi kafein meningkat sebanyak 20% per tahun, mencapai 90% tingkat konsumsi kafein per hari. Gangguan menstruasi yang banyak terjadi pada remaja putri antara lain dismenore, hipermenore, polimenore, dan oligomenore. Salah satu penyebab terjadinya gangguan menstruasi adalah kebiasaan konsumsi kafein yang tinggi. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi kafein dengan gangguan menstruasi Hipotesis : Tingkat konsumsi kafein mempengaruhi gangguan menstruasi. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode studi potong lintang (cross-sectional) terhadap 98 responden mahasiswa putri Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan yang memenuhi kriteria penelitian. Hasil Penelitian : Tingkat konsumsi kafein ditemukan memiliki hubungan yang signifikan terhadap oligomenore (OR 11,100; p=0,039). Tidak ditemukan hubungan yang signifikan dari tingkat konsumsi kafein dengan polimenore, hipermenore, dan dismenore (p>0,05). Kesimpulan : Berdasarkan penelitian ini, ditemukan hubungan signifikan antara tingkat konsumsi kafein dengan oligomenore pada mahasiswa putri Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk meneliti hubungan antara tingkat konsumsi kafein dengan polimenore, hipermenore, dan dismenore. Kata Kunci : kafein, gangguan menstruasi, mahasiswa./Background : According to research from the National Dietary Consumption, it is estimated that 87% of the world's population consumes caffeine 194 ml/day. Caffeine-containing drinks have become part of the urban lifestyle, especially among young women. In Indonesia, the level of caffeine consumption is increasing by 20% per year, reaching 90% of caffeine consumption per day. Menstrual disorders that commonly occur in adolescent girls include dysmenorrhea, hypermenorrhea, polymenorrhea, and oligomenorrhea. One of the causes of menstrual disorders is the habit of high caffeine consumption. Research Objective : To determine the relationship between caffeine consumption level and menstrual disorders. Hypothesis : Caffeine consumption level affects menstrual disorders. Research Methods : This study used a cross-sectional study method on 98 female student respondents of the Faculty of Medicine, Pelita Harapan University who met the research criteria. Research Results : The level of caffeine consumption was found to have a significant relationship with oligomenorrhea (OR 11.100; p=0.039). There was no significant association of caffeine consumption level with polymenorrhea, hypermenorrhea, and dysmenorrhea (p>0.05). Conclusion : Based on this study, there is a significant relationship between caffeine consumption level and oligomenorrhea in female students of the Faculty of Medicine, Pelita Harapan University. Further research needs to be done to examine the relationship. Keywords : caffeine, menstrual disorders, medical student.