Revolusi industri 4.0 telah membawa perubahan mendalam dalam teknologi dan komunikasi, khususnya melalui internet dan media sosial, yang memberikan ruang bagi individu untuk membangun personal branding. TikTok, sebagai salah satu platform yang berkembang pesat, menjadi medium signifikan dalam membentuk citra diri. Erika Richardo merupakan salah satu contoh yang menarik untuk dikaji, karena ia mampu menciptakan identitas yang konsisten dan membangun interaksi melalui konten yang diunggah. Penelitian ini bertujuan memahami strategi personal branding yang diterapkan Erika Richardo di TikTok, dengan menekankan pada aspek konsistensi dan keautentikan. Analisis menggunakan teori the eight laws of personal branding dari Peter Montoya sebagai landasan konseptual, serta teori semiotik Ferdinand de Saussure untuk menginterpretasikan penanda dan petanda yang muncul dalam kontennya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa personal branding Erika Richardo dapat diamati melalui spesialisasi konten, representasi kepribadian yang autentik, serta kehadirannya yang konsisten di TikTok. Namun, penelitian ini terbatas pada kajian konten tanpa melibatkan pengalaman dan pandangan audiens secara langsung. Oleh karena itu, penelitian di masa depan disarankan untuk mengeksplorasi perspektif pengikut serta menganalisis keberlanjutan strategi branding pada platform media sosial lainnya. / The industrial revolution 4.0 has brought profound changes in technology and communication, especially through the internet and social media, which provides space for individuals to build personal branding. TikTok, as one of the fastest growing platforms, has become a significant medium in shaping self-image. Erika Richardo is one example that is interesting to study, because she is able to create a consistent identity and build interactions through uploaded content. This research aims to understand Erika Richardo’s personal branding strategy on TikTok, emphasizing aspects of consistency and authenticity. The analysis uses Peter Montoya’s eight laws of personal branding theory as a conceptual foundation, as well as Ferdinand de Saussure’s semiotic theory to interpret the signifiers and signs that appear in her content. The results reveal that Erika Richardo’s personal branding can be observed through content specialization, authentic personality representation, and her consistent presence on TikTok. However, this research is limited to the study of content without directly involving the experience and views of the audience. Therefore, future research is recommended to explore followers’ perspectives as well as analyze the sustainability of branding strategies on other social media platforms.