Rokok konvensional dan elektrik adalah produk tembakau yang banyak digunakan. Rokok konvensional diketahui merusak sistem pernapasan, sedangkan rokok elektrik dianggap lebih aman meski bukti jangka panjangnya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan membandingkan gejala gangguan pernapasan dari kedua jenis rokok tersebut. Untuk mengetahui perbedaan gejala respirasi antara pengguna rokok konvensional dan rokok elektrik pada usia 20-30 tahun di Kabupaten Tangerang. Rokok konvensional memberikan gejala respirasi yang lebih buruk dibandingkan rokok elektrik. Penelitian ini menggunakan desain analitik komparatif dengan metode potong lintang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Sebanyak 112 responden yang memenuhi kriteria inklusi terlibat dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Penelitian ini melibatkan 112 responden dengan rata-rata usia 21,9 tahun (±2,2; rentang 20-30 tahun). Sebanyak 36 responden (32,1%) berusia 20 tahun, dan 1 responden (0,9%) berusia 30 tahun. Mayoritas responden adalah laki-laki (70,5%). Dari segi penggunaan rokok, 49 responden (43,8%) menggunakan rokok elektrik, 41 responden (36,6%) menggunakan rokok konvensional, dan 22 responden (19,6%) menggunakan keduanya. Gejala respirasi mayoritas bergejala sedang (41,1%), diikuti gejala ringan (37,5%), berat (17,9%), dan sangat berat (3,6%). Pengguna rokok konvensional menunjukkan gejala yang lebih berat dibandingkan pengguna rokok elektrik (p-value = 0,002 dan 0,656; 95% CI: 0,5470.786). Tidak ditemukan hubungan signifikan antara penggunaan rokok elektrik dengan gejala respirasi (p-value = 0,667). Rokok konvensional memberi gejala respirasi yang lebih signifikan dibanding rokok elektrik. / Conventional and electronic cigarettes are widely used tobacco products. Conventional cigarettes are known to damage the respiratory system, while e-cigarettes are considered safer, although long-term evidence remains limited. This study aims to compare respiratory symptoms caused by the use of both types of cigarettes. To determine the differences in respiratory symptoms between conventional cigarette and e-cigarette users aged 20-30 years in Tangerang Regency. Conventional cigarettes cause worse respiratory symptoms than electronic cigarettes. This study used a comparative analytical design with a cross-sectional method. Sampling was carried out using the purposive sampling method. A total of 112 respondents who met the inclusion criteria were involved in this research. Data collection was carried out through questionnaires. This study involved 112 respondents with a mean age of 21.9 years (±2.2; range 20-30 years). Thirty-six respondents (32.1%) were 20 years old, and 1 respondent (0.9%) was 30 years old. The majority of respondents were male (70.5%). In terms of smoking habits, 49 respondents (43.8%) used electronic cigarettes, 41 respondents (36.6%) used conventional cigarettes, and 22 respondents (19.6%) used both. Most respondents reported moderate respiratory symptoms (41.1%), followed by mild symptoms (37.5%), severe symptoms (17.9%), and very severe symptoms (3.6%). Conventional cigarette users showed more severe symptoms compared to electronic cigarette users (p-value = 0.002 and 0.656; 95% CI: 0.547-0.786). No significant relationship was found between electronic cigarette use and respiratory symptoms (p-value = 0.667). Conventional cigarettes cause more significant respiratory symptoms than e-cigarettes.