Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh religiusitas terhadap sikap pemaafan pada dewasa muda yang mengalami perceraian orang tua. Dengan pendekatan kuantitatif dan analisis regresi linear sederhana, penelitian ini melibatkan 127 partisipan berusia 20-34 tahun. Data dikumpulkan melalui kuesioner self-report yang mengukur dimensi religiusitas (believing, bonding, behaving, dan belonging) dan pengaruhnya terhadap dimensi forgiveness, yaitu forgiveness to self, forgiveness to others, dan forgiveness to situations. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara religiusitas dan sikap forgiveness, di mana individu dengan tingkat religiusitas yang lebih tinggi cenderung memiliki kemampuan pemaafan yang lebih besar. Setiap dimensi religiusitas berkorelasi positif dengan aspek-aspek forgiveness, menunjukkan bahwa peningkatan keyakinan, keterikatan emosional dengan Tuhan, keselarasan moral dengan nilai religius, dan keterlibatan dalam komunitas keagamaan dapat meningkatkan tingkat forgiveness. Temuan ini menyoroti peran religiusitas sebagai sumber daya psikologis yang mendukung forgiveness dan ketahanan emosional pada dewasa muda yang menghadapi konflik keluarga seperti perceraian orang tua.