Sebagai seorang calon guru kesadaran akan pentingnya keberagaman dalam tempat praktik mengajarnya adalah hal yang penting. Meskipun beragam dalam aspek budaya, sosial, dan agama, dapat dilihat sebagai anugerah Tuhan yang memungkinkan manusia saling melengkapi. Lingkungan praktiknya di Sekolah Swasta di Tangerang berpusat pada nilai-nilai Kristen, dengan siswa mayoritas berasal dari pedalaman Papua. Dalam mengatasi kesenjangan dalam kelas, guru harus merancang pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan siswa, termasuk interaksi aktif, ceramah, dan contoh materi yang relevan dengan pengalaman siswa dengan menerapkan metode Problem-Solving. Melalui pendekatan ini, guru berharap dapat memfasilitasi siswa dengan baik dan memastikan keberhasilan belajar mereka melalui pembelajaran fisika dalam mengoptimalkan perilaku gerak dalam berbagai situasi, dari yang sederhana hingga kompleks. Dinamika gerak memberi fondasi untuk memahami interaksi antara kekuatan, massa, dan percepatan, sehingga kita dapat memecahkan masalah dan merancang solusi efektif dalam kehidupan sehari-hari serta dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan menerapkan strategi pembelajaran Problem-Solving dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dan juga dapat membantu mereka dalam memperoleh pengetahuan dan pemahaman akan materi yang sedang diajar melalui penjelasan yang relevan dengan kehidupan siswa di pedalaman Papua. Dari pembelajaran Problem Solving juga dapat membuat siswa bersosialisasi dengan teman sebaya, dan membantu mereka membangun relasi satu dengan lainnya melalui aktivitas penyajian masalah sampai pada penyelesaiannya yang mereka kerjakan di dalam kelompok. Sebagai calon guru tentu masih banyak hal yang perlu diperbaiki terutama dalam manajemen kelas, perlu untuk belajar dan mencari solusi serta strategi pembelajaran yang efektif di dalam kelas.