Latar Belakang : Pruritus didefinisikan sebagai sensasi yang tidak nyaman di kulit yang memicu keinginan untuk menggaruk atau umumnya dikenal sebagai sensasi gatal.1 Pruritus bisa berasal dari sistem saraf pusat atau dari kulit. Satu-satunya jaringan perifer yang dapat menimbulkan pruritus adalah kulit, selaput lendir, dan kornea. Pruritus dapat terjadi oleh berbagai sebab dan dapat menjadi indikasi terjadinya penyakit sistemik. Beberapa kondisi yang yang berhubungan dengan pruritus antara lain, penyakit kulit, penyakit sistemik, kehamilan, penyakit psikologis, reaksi alergi dan juga efek samping dari obat-obatan. Penelitian mengenai prevalensi penyakit kulit pada pasien geriatri yang dilakukan oleh Teoh et al. pada tahun 2016 di Singapura dan menemukan bahwa dari 194 pasien geriatri yang menjadi responden, 48.5% nya mengalami gejala pruritus. Penelitian dengan topik yang sama juga pernah dilakukan di Indonesia oleh Rinaldo et al. dan menunjukkan 50% dari responden pasien geriatri mengalami gejala pruritus. Tujuan : Untuk Mengetahui karakteristik gejala dan faktor yang dapat memengaruhi gejala pruritus pada pasien geriatri di Siloam Hospitals Lippo Village Gedung B. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah studi campuran dengan menggunakan metode potong lintang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan wawancara langsung yang dilakukan kepada 96 responden. Subjek yang cocok dengan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian ini akan dijadikan sampel kemudian diolah dengan analisis Chi-Square menggunakan IBM SPSS versi 23.0. Hasil : Responden terdiri dari 129 subjek. Terdapat 111 responden (86,0%) yang mengalami gejala pruritus dan 18 responden (14,0%) yang tidak mengalami gejala pruritus. Dalam penelitian tentang karakteristik gejala pruritus pada pasien geriatri menunjukkan bahwa mayoritas pasien geriatri merasakan gejala pruritus selama 6- 12 jam sehari dengan mayoritas derajat pruritus sedang (49,5%), selain itu disabilitas pada aktivitas sehari-hari juga sering dikeluhkan oleh pasien geriatri yang mengeluhkan gejala pruritus. Untuk penelitian perawatan kulit pada pasien geriatri menunjukkan bahwa mayoritas pasien geriatri mandi ≥ 2 kali sehari ii (85,3%), lalu untuk jenis penggunaan sabun mayoritas pasien geriatri memilih menggunakan sabun non antiseptic (63,6%), sementara itu untuk penggunaan pelembab 71 pasien (55,0%) geriatri tidak rutin menggunakan pelembab. Lalu untuk keberadaan penyakit sistemik dan penyakit kulit yang mendasari 55 pasien geriatri (42,6%) memiliki penyakit sistemik dan 8 pasien geriatri (6,2%) memiliki penyakit kulit yang mendasari. Kesimpulan : Penelitian ini menyimpulkan bahwa pruritus merupakan masalah yang sering terjadi pada pasien geriatri, dengan mayoritas responden melaporkan gejala pruritus yang berkepanjangan dan berdampak pada kualitas hidup mereka. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara gejala pruritus dan penggunaan pelembab. / Background: Pruritus is defined as an uncomfortable sensation in the skin that triggers the urge to scratch or commonly known as an itchy sensation.1 Pruritus can originate from the central nervous system or from the skin. The only peripheral tissues that can cause pruritus are the skin, mucous membranes, and cornea. Pruritus can occur for a variety of reasons and can be an indication of systemic disease. Some of the conditions associated with pruritus include skin diseases, systemic diseases, pregnancy, psychological illnesses, allergic reactions and also side effects of medications. Research on the prevalence of skin diseases in geriatric patients was conducted by Teoh et al. in 2016 in Singapore and found that of the 194 geriatric patients who were respondents, 48.5% experienced pruritus symptoms. Research on the same topic has also been conducted in Indonesia by Rinaldo et al. and showed that 50% of respondent geriatric patients experienced pruritus symptoms. Objective: To determine the characteristics of symptoms and factors that can affect pruritus symptoms in geriatric patients at Siloam Hospitals Lippo Village Building B. Method: The type of research used is a mixed study using the cross-sectional method. Data collection was carried out by filling out questionnaires and direct interviews conducted to 96 respondents. Subjects who match the inclusion and exclusion criteria of this study will be sampled and then processed with Chi-Square analysis using IBM SPSS version 23.0. Results: Respondents consisted of 129 subjects. There were 111 respondents (86.0%) who experienced pruritus symptoms and 18 respondents (14.0%) who did not experience pruritus symptoms. In research on the characteristics of pruritus symptoms in geriatric patients, it shows that the majority of geriatric patients feel pruritus symptoms for 6-12 hours a day with the majority of moderate pruritus degrees (49.5%), besides that disability in daily activities is also often complained of by geriatric patients who complain of pruritus symptoms. For skin care research in geriatric patients, it shows that the majority of geriatric patients bathe ≥ 2 times a day (85.3%), then for the type of soap use the majority of geriatric patients choose iv to use non-antiseptic soap (63.6%), while for the use of moisturizers 71 patients (55.0%) geriatrics do not routinely use moisturizers. Then for the presence of systemic diseases and underlying skin diseases 55 geriatric patients (42.6%) had systemic diseases and 8 geriatric patients (6.2%) had underlying skin diseases. Conclusion: The study concluded that pruritus is a common issue among geriatric patients, with the majority reporting prolonged symptoms that impact their quality of life. There is also a significant relationship between pruritus symptoms and the use of moisturizer