This research uses cross-border smoke pollution as a case study to explore the dilemma of sustainable environmental development in the Southeast Asia region. This reflects the contradiction between the national priorities of countries in the region that are expanding agribusiness and the need for environmental protection. This research uses qualitative methods, secondary data, and uses the perspective of neoliberal theory as well as concepts such as regionalism, transfrontier pollution, and sustainable development goals. All of this is done to analyze the influence of national interests to economic integration on cross-border smoke pollution governance. Research results show that ASEAN as an organization has a role in sustainable environmental development through various initiatives/policies regarding the problem of cross-border smoke pollution in Southeast Asia. The adoption of a number of initiatives/policies is limited in effectiveness due to a number of challenges faced by ASEAN, including; ASEAN Way principles, private sector involvement, and policy differences within a country. Due to the significant inconsistency faced by ASEAN, it then becomes a dilemma between economic interests and interests for environmental sustainability. Therefore, a solution is needed that combines the interests of environmental sustainability and economic growth. / Penelitian ini menggunakan pencemaran asap lintas batas sebagai studi kasus untuk mengeksplorasi dilema pembangunan lingkungan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut, mencerminkan kontradiksi antara prioritas nasional negara-negara di kawasan yang melakukan ekspansi agribisnis dan kebutuhan akan perlindungan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, data sekunder, dan menggunakan perspektif teori neoliberal serta konsep-konsep seperti regionalisme, transfrontier pollution, dan tujuan pembangunan berkelanjutan. Semua itu dilakukan untuk menganalisis pengaruh dari kepentingan nasional hingga integrasi ekonomi terhadap tata kelola pencemaran asap lintas batas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ASEAN sebagai organisasi memiliki peran dalam pengembangan lingkungan berkelanjutan melalui berbagai inisiatif/kebijakan yang menyangkut masalah pencemaran asap lintas batas di Asia Tenggara. Pengadopsian sejumlah inisiatif/kebijakan tersebut efektivitas nya terbatas akibat sejumlah tantangan yang dihadapi ASEAN, antara lain; prinsip ASEAN Way, keterlibatan sektor swasta, dan perbedaan kebijakan dalam suatu negara. Karena ketidaksesuaian signifikan yang dihadapi ASEAN, hal tersebut kemudian menjadi dilema antara kepentingan ekonomi dan kepentingan untuk keberlanjutan lingkungan. Karena itu, diperlukan solusi yang menggabungkan kepentingan keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.