Transnational online scamming crimes cause many Indonesian migrant workers to become victims of Human Trafficking (TPPO). This type of crime utilizes the aspect of globalization, namely interconnectivity through cyberspace. In this case, the cyberspace platform is misused by organized criminals by targeting individuals to be ensnared in transnational crimes. This study discusses two things, namely looking at the general policies and efforts of the Indonesian government in dealing with the problem of human trafficking. The second is to look at the efforts of the Indonesian government in dealing with the type of online scamming crime in the Philippines. The theory of liberalism is the main basis for analyzing research topics and several supporting concepts such as globalization, transnational crime, interconnectivity, and bilateral cooperation are used in this study. The approach is carried out qualitatively with the case study method, and uses interview sources and secondary data obtained from various scientific journals. The analysis was carried out using narrative analysis data. The influence of non-state actors in this case is the role of companies that work with organized crime groups that intersect with the efforts of the Indonesian and Philippine governments to handle this case. Ultimately, the problem of online scamming, which is TPPO, is a negative excess of globalization where technological developments are misused for crime. This shows that the interconnectivity that occurs between non-state actors not only has positive effects but also negative impacts. / Kejahatan transnasional online scamming menyebabkan banyak pekerja migran Indonesia sebagai korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Jenis kejahatan ini memanfaatkan aspek globalisasi yaitu interkonektivitas melalui dunia maya. Dalam hal ini platform dunia maya disalah gunakan oleh para pelaku kejahatan terorganisir dengan menargetkan individu untuk dijerat dalam kejahatan transnasional. Penelitian ini membahas dua hal, yaitu melihat secara umum bagaimana kebijakan dan upaya pemerintah Indonesia dalam menangani masalah human trafficking. Yang kedua adalah melihat upaya pemerintah Indonesia dalam menangani jenis kejahatan online scamming di Filipina. Teori liberalisme menjadi landasan utama dalam menganalisis topik penelitian serta beberapa konsep pendukung seperti globalisasi, kejahatan transnasional, interkonektivitas, dan kerja sama bilateral digunakan dalam penelitian ini. Pendekatan dilakukan secara kualitatif dengan metode case study, serta menggunakan sumber wawancara dan data sekunder yang di dapat dari berbagai jurnal ilmiah. Analisis dilakukan dengan menggunakan data narrative analysis. Pengaruh non-state actors dalam hal ini adalah peran dari perusahaan yang bekerja sama dengan kelompok kejahatan terorganisir bersinggungan dengan upaya pemerintah Indonesia dan Filipina untuk menangani kasus ini. Pada akhirnya masalah online scamming yang adalah TPPO merupakan ekses negatif dari globalisasi dimana perkembangan teknologi disalahgunakan untuk kejahatan. Hal menunjukkan jika interkonektivitas yang terjadi antar non-state actors tidak hanya memberikan efek positif tetapi juga memberikan dampak negatif.