Pesatnya kemajuan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah membawa banyak manfaat di berbagai bidang, namun juga membuka peluang besar untuk disalahgunakan, khususnya dalam perjudian online. Penyalahgunaan AI dalam konteks ini tidak hanya berdampak negatif secara sosial dan ekonomi, tetapi juga menimbulkan tantangan hukum baru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas perlindungan hukum bagi korban penyalahgunaan AI dalam tindak pidana perjudian, berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Selain itu, penelitian ini menawarkan kontribusi bagi pengembangan ilmu hukum dalam merespons kejahatan berbasis teknologi AI yang semakin kompleks. Menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan peraturan perundang-undangan, penelitian ini menganalisis bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Pendekatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi celah dalam regulasi yang berlaku. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun Pasal 27 ayat (2) UU ITE telah mengatur sanksi untuk pelaku tindak pidana perjudian, efektivitas perlindungan hukum masih terkendala sifat anonim teknologi AI, rendahnya literasi digital masyarakat, serta minimnya pemahaman korban tentang hak-hak hukum mereka dan mekanisme pelaporan kejahatan berbasis teknologi. Penelitian ini menegaskan perlunya regulasi tambahan yang lebih spesifik untuk mengatasi dampak negatif AI, serta pentingnya program literasi digital yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Kolaborasi antarinstansi dan penguatan kerangka hukum menjadi langkah mendesak untuk melindungi masyarakat di era digital / The rapid advancement of artificial intelligence (AI) technology has brought many benefits in various fields, but has also opened up great opportunities for misuse, especially in online gambling. Misuse of AI in this context not only has negative social and economic impacts, but also raises new legal challenges. This study aims to analyze the effectiveness of legal protection for victims of AI misuse in gambling crimes, based on Law Number 1 of 2024 concerning Electronic Information and Transactions (UU ITE). In addition, this study offers a contribution to the development of legal science in responding to increasingly complex AI-based crimes. Using normative legal research methods with a regulatory approach, this study analyzes primary, secondary, and tertiary legal materials. This approach aims to identify gaps in applicable regulations. The results show that although Article 27 paragraph (2) of the ITE Law has regulated sanctions for perpetrators of gambling crimes, the effectiveness of legal protection is still constrained by the anonymous nature of AI technology, low digital literacy among the public, and minimal understanding of victims about their legal rights and mechanisms for reporting technology-based crimes. This study emphasizes the need for additional, more specific regulations to address the negative impacts of AI, as well as the importance of ongoing digital literacy programs to increase public awareness. Collaboration between agencies and strengthening the legal framework are urgent steps to protect society in the digital era