This study examines the impact of the COVID-19 pandemic on the performance of energy sector companies in the Asia-Pacific region, focusing on how pandemic-induced challenges influenced financial metrics like Return on Assets (ROA). Using company characteristics—such as size, liquidity, capital structure, and cash reserves—as an independent variables, this research differentiates between fosil fuel and alternative energy sectors, as well as developed and emerging markets, to explore variations in resilience. Findings indicate that while fosil fuel companies experienced greater declines due to falling demand and price volatility, alternative energy firms demonstrated better stability, driven by growing sustainable investments. Developed markets generally showed more resilience, supported by larger sizes, higher liquidity, and sufficient cash reserves, whereas emerging markets faced higher volatility and financial constraints. The results suggest that larger companies and those with robust liquidity were better positioned to maintain performance, highlighting the importance of strategic asset management in navigating crises. Keywords: Energy Sector, COVID-19 Pandemic, Asia-Pacific, Company Performance, Return on Assets (ROA), Fosil Fuels, Alternative Energy / Studi ini meneliti dampak pandemi COVID-19 terhadap kinerja perusahaan sektor energi di kawasan Asia-Pasifik, dengan berfokus pada bagaimana tantangan yang disebabkan oleh pandemi memengaruhi metrik keuangan seperti Return on Assets (ROA). Dengan menggunakan karakteristik perusahaan—seperti ukuran, likuiditas, struktur modal, dan cadangan kas—sebagai variabel independen, penelitian ini membedakan antara sektor bahan bakar fosil dan energi alternatif, serta pasar maju dan pasar berkembang, untuk mengeksplorasi variasi dalam ketahanan. Temuan menunjukkan bahwa sementara perusahaan bahan bakar fosil mengalami penurunan yang lebih besar karena permintaan yang menurun dan volatilitas harga, perusahaan energi alternatif menunjukkan stabilitas yang lebih baik, didorong oleh investasi berkelanjutan yang terus tumbuh. Pasar maju umumnya menunjukkan ketahanan yang lebih baik, didukung oleh ukuran yang lebih besar, likuiditas yang lebih tinggi, dan cadangan kas yang cukup, sedangkan pasar berkembang menghadapi volatilitas yang lebih tinggi dan kendala keuangan. Hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan yang lebih besar dan yang memiliki likuiditas yang kuat memiliki posisi yang lebih baik untuk mempertahankan kinerja, yang menyoroti pentingnya manajemen aset strategis dalam menavigasi krisis. Kata kunci: Sektor Energi, Pandemi COVID-19, Asia-Pasifik, Kinerja Perusahaan, Return on Assets (ROA), Bahan Bakar Fosil, Energi Alternatif