Perkembangan teknologi finansial membawa metode pinjaman online untuk memudahkan akses dana, tetapi hal ini tidak terlepas dari permasalahan praktik yang dilakukan oleh debt collector dalam melaksanakan penagihan terhadap debitur. Penelitian ini mengkaji perbuatan melawan hukum (PMH) debt collector dalam perspektif hukum perdata melalui studi kasus seorang debitur yang mengalami teror berlebihan hingga bunuh diri. Tugas akhir ini bertujuan untuk memecahkan persoalan dalam pinjaman online oleh debitur yang melakukan tindakan waprestasi. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah perikatan pinjam-meminjam tidak menutup kemungkinan terjadinya wanprestasi oleh debitur, dimana menyebabkan penyimpangan perilaku debt collector yang menyebabkan tindakan Perbuatan Melawan Hukum berdasarkan Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Dalam hal ini, debt collector bertanggungjawab untuk ganti rugi sesuai Pasal 1370 KUHPer dan diperkuat dengan Pasal 1379 KUHPer. Adapula saran yang ditujukan bagi lembaga penyelenggara pinjaman online untuk melaksanakan pengawasan yang ketat terhadap debt collector agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku