Indonesia merupakan kawasan yang memiliki frekuensi dan kekuatan gempa yang cukup tinggi karena berada pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, Pasifik, dan laut Filipina. Bangunan tahan gempa menjadi alternatif untuk meminimalisir dampak dari gaya gempa yang terjadi. Kolom sebagai salah satu elemen struktur memiliki karakteristik kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap geser sehingga memiliki potensi mengalami kegagalan ketika menerima gaya lateral pada saat terjadinya gempa dan menyebabkan keruntuhan bangunan. Melalui penelitian ini, akan diidentifikasi pengaruh frekuensi gaya gempa dan pengaruh gaya gempa terhadap simpangan antar lantai pada kolom dengan perkuatan berbeda yaitu dengan dan tanpa adanya dinding pada sisi antar kolom. Metode yang digunakan adalah uji meja getar dengan variasi frekuensi yang meningkat. Berdasarkan hasil uji meja getar, semakin besar frekuensi gempa, maka semakin besar nilai dari simpangan antar lantai yang mengindikasikan perpindahan kolom terjadi semakin besar. Nilai simpangan antar lantai pada setiap jenis percepatan atau frekuensi gempa yang sama lebih kecil untuk model bangunan B (perkuatan dinding) jika dibandingkan dengan model bangunan A (tanpa perkuatan). Nilai tersebut mengindikasikan bahwa dinding dapat menahan kolom untuk mengalami perpindahan yang lebih kecil. Berdasarkan uji meja getar, model bangunan A dan B belum mengalami keruntuhan pada frekuensi yang diuji, frekuensi tersebut tidak dapat ditingkaatkan lagi karena keterbatasan meja getar dengan frekuensi listrik maksimum 20 Hz. / Indonesia, situated at the convergence of four tectonic plates—Eurasia, Indo Australia, Pacific, and Philippine Sea—is highly susceptible to frequent and strong earthquakes. Earthquake-resistant buildings offer a viable solution to mitigate the impact of seismic forces. Columns, as structural elements, exhibit high compressive strength but are weak in shear, rendering them vulnerable to failure under lateral loads during earthquakes, potentially leading to building collapse. This research aims to investigate the influence of earthquake frequency and ground motion on inter-story drift of columns with varying reinforcements: with and without non structural walls between columns. The research employed based on shake table tests with increasing variety of frequencies. Results from shake table tests indicated that higher earthquake frequencies resulted in larger inter-story drift, signifying greater column displacement. Buildings with wall reinforcements (Model B) exhibited smaller inter-story drift compared to those without (Model A) for all acceleration levels or frequencies, suggesting that walls effectively restrained column displacement.. Shake table tests revealed no collapse for either model at the tested frequencies, which could not be increased further due to the shake table's maximum electrical frequency limit of 20 Hz.