This study investigates the impact of the cash conversion cycle (CCC) on bankruptcy risk in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) from 2019 to 2023, using Altman Z-Score as a measure of bankruptcy risk. The sample, selected through purposive sampling, includes 231 observations from companies meeting specific criteria. Multiple linear regression analysis is employed, with CCC as the main independent variable and control variables including current ratio (CR), return on assets (ROA), company size (SIZE), and debt-to-equity ratio (DER). Classical assumption tests ensure the reliability of the regression model. The findings indicate that CCC significantly affects bankruptcy risk, suggesting that effective CCC management can reduce bankruptcy likelihood. ROA, SIZE, and DER also significantly influence bankruptcy risk, while CR shows no effect. This research highlights the importance of optimizing CCC through improved inventory and receivables management to maintain financial stability. CCC is also a valuable indicator for investors in assessing a company’s financial health. Future studies should explore additional variables and adopt alternative analytical methods to enhance insights./ Penelitian ini mengkaji pengaruh siklus konversi kas (CCC) terhadap risiko kebangkrutan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019–2023, dengan menggunakan Altman Z-Score sebagai ukuran risiko kebangkrutan. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling, menghasilkan 231 observasi dari perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu. Analisis regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini, dengan CCC sebagai variabel independen utama serta variabel kontrol meliputi rasio lancar (CR), return on assets (ROA), ukuran perusahaan (SIZE), dan debt-to-equity ratio (DER). Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk memastikan validitas model regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CCC berpengaruh signifikan terhadap risiko kebangkrutan, yang mengindikasikan bahwa pengelolaan CCC yang baik dapat mengurangi kemungkinan kebangkrutan. ROA, SIZE, dan DER juga berpengaruh signifikan terhadap risiko kebangkrutan, sedangkan CR tidak memiliki pengaruh. Penelitian ini menekankan pentingnya optimalisasi CCC melalui pengelolaan persediaan dan piutang yang lebih baik untuk menjaga stabilitas keuangan. Selain itu, CCC dapat menjadi indikator penting bagi investor dalam menilai kesehatan keuangan perusahaan. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengeksplorasi variabel tambahan dan menggunakan metode analisis alternatif guna memperkaya wawasan.