Latar Belakang: Gaya hidup memiliki pengaruh tinggi terhadap kualitas visus seseorang, terutama pada anak sekolah. Anak-anak sering tidak menyadari dan mungkin tidak mengeluh ketika mereka menderita mata lelah atau gangguan penglihatan. Sedangkan kebiasaan sehari hari menjadi penentu penting dari banyak kondisi mata. Penurunan ketajaman penglihatan pada anak umumnya terjadi karena kebiasaan salah yang sering diterapkan secara alamiah misalnya, membaca sambil berbaring, menulis sambil tengkurap, dan semuanya dilakukan dalam kondisi pencahayaan yang kurang. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua terhadap tanda penurunan ketajaman penglihatan pada anak usia 12-15 tahun. Metode: Metode dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitikal dengan dengan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan dengan pengisian kuisioner dan pemeriksaan ketajaman penglihatan pada siswa dan siswi di Sekolah Dian Harapan. Hasil: Dari 68 responden, pengetahuan orang tua memiliki hubungan signifikan dengan ketajaman penglihatan anak (p-value = 0,000). Responden dengan pengetahuan baik seluruhnya memiliki anak dengan ketajaman penglihatan normal, sedangkan responden dengan pengetahuan cukup menunjukkan distribusi beragam: 63,2% normal, 8,8% ringan, dan 11,8% sedang. Sementara itu, sikap dan perilaku orang tua tidak menunjukkan hubungan signifikan terhadap ketajaman penglihatan anak, dengan masing-masing p-value sebesar 0,966 dan 0,639. Responden dengan sikap cukup dan perilaku cukup umumnya memiliki anak dengan ketajaman penglihatan normal, meskipun terdapat sebagian kecil dalam kategori ringan dan sedang. Kesimpulan: Ditemukan hubungan signifikan antara pengetahuan orang tua dengan ketajaman penglihatan anak, sementara sikap dan perilaku orang tua tidak memiliki hubungan signifikan.