Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) merupakan warisan nasional yang kini mengalami transformasi fungsi, dari kawasan olahraga bertaraf internasional menjadi ruang publik inklusif dan multifungsi. Perubahan ini menuntut pembaruan identitas visual yang tidak hanya merepresentasikan nilai-nilai baru, tetapi juga mempertahankan karakter historis dan nasionalisme. Identitas visual dalam konteks ini merupakan sistem komunikasi yang membentuk persepsi publik dan memperkuat citra suatu tempat. Mengacu pada pemikiran Alina Wheeler bahwa identitas visual merupakan strategi terencana untuk membangun persepsi dan loyalitas, penyusunan ulang identitas visual GBK menjadi langkah krusial dalam proses reposisi kawasan ini. Pendekatan utama dalam perancangannya mencakup eksplorasi bentuk arsitektural GBK yang familiar di mata masyarakat serta integrasi simbol-simbol budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Berdasarkan pendekatan ini, solusi visual yang dirancang dengan konsep integrasi budaya dan arsitektural dinilai telah berhasil memenuhi tujuan, yakni menciptakan identitas yang adaptif terhadap perubahan fungsi namun tetap berakar pada nilai historis. Makalah ini bertujuan untuk: pertama, membahas latar belakang, permasalahan, dan tujuan perancangan ulang identitas visual GBK; kedua, menganalisis proses perancangan berdasarkan prinsip-prinsip identitas visual serta metode penelitian yang digunakan; dan ketiga, menjabarkan proses perancangan identitas visual. Pada bagian penutup, akan ditarik kesimpulan mengenai kesesuaian identitas visual yang dirancang dengan nilai-nilai baru yang diusung oleh GBK./The Gelora Bung Karno (GBK) Complex is a national heritage site that has undergone a functional transformation, shifting from an international-standard sports facility into an inclusive and multifunctional public space. This transition requires the rebranding to reflect new values while preserving its historical character and spirit of nationalism. In this context, visual identity serves not merely as an aesthetic element but as a communication system that shapes public perception and strengthens place branding. Referring to Alina Wheeler’s view that visual identity is a planned strategy to build perception and loyalty, the rebranding of GBK becomes a crucial step in repositioning the area. The main design approach involves exploring GBK’s familiar architectural forms and integrating cultural symbols from various regions of Indonesia. Based on this approach, the visual solution, developed through the integration of cultural and architectural elements, is considered successful in creating an adaptive yet historically rooted identity. This paper aims to: first, discuss the background, issues, and objectives of the visual identity redesign; second, analyze the design process based on visual identity principles and research methods; and third, describe the development stages. The conclusion will assess the alignment between the new identity and the values promoted by GBK.