Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis integrasi elemen musik jazz dan unsur tradisional Kalimantan Selatan dalam aransemen Paris Barantai oleh Sri Hanuraga. Lagu ini merupakan interpretasi ulang lagu rakyat Banjar dalam format trio jazz modern, yang mempertemukan idiom jazz sebagai musik harmonik dan improvisatif dengan karakteristik musik Banjar yang berbasis lisan dan repetitif. Pendekatan penelitian bersifat kualitatif deskriptif, menggunakan metode analisis musik melalui transkripsi musikal dari rekaman, serta wawancara dengan tiga narasumber: Elfa Zulham Syah (drummer), Kevin Yosua (bassist), dan Julian Abraham Marantika (komponis dan pengamat musik). Analisis menunjukkan bahwa elemen jazz dalam aransemen ini tercermin dalam penggunaan progresi akor non-diatonik, teknik reharmonisasi, serta eksplorasi improvisasi dengan pendekatan seperti chord tone soloing, blues scale, enclosure, chromatic approach, dan motivic development. Improvisasi tidak hanya dilakukan dalam aspek melodis, tetapi juga ritmis, melalui pola sinkopasi, antisipasi, triplet, dan frase pendek yang berkembang secara modular. Struktur ritmis bergerak dari bentuk padat menuju frase yang lebih terbuka, khususnya pada bagian solo antara bar 113–237. Sementara itu, unsur tradisional hadir melalui kontur melodi, bentuk frase, dan karakter ritme yang merujuk pada estetika Banjar. Wawancara menguatkan hasil analisis dengan menekankan pentingnya menghadirkan semangat musikal atau “nyawa” lagu, bukan bentuk instrumennya. Integrasi dilakukan secara struktural dan konseptual tanpa menghilangkan identitas budaya asal.