Ketegangan otot rahang atau jaw tension merupakan salah satu permasalahan teknis dalam bernyanyi yang sering kali tidak disadari oleh penyanyi, dan jaw tension dapat memengaruhi kualitas suara dan kejelasan diksi secara langsung. Isu ini juga ditemukan pada mahasiswa Fakultas Musik Universitas X, khususnya dalam pembelajaran kelas diksi, di mana mahasiswa tanpa sadar mengalami ketegangan rahang saat menghadapi tantangan vokal tertentu, yang berdampak pada akurasi pelafalan dan stabilitas proyeksi suara. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan fenomenologi kualitatif menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi video untuk memperoleh gambaran mengenai dampak jaw tension terhadap ketepatan diksi, serta faktor yang memicu munculnya ketegangan tersebut dalam konteks pembelajaran vokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaw tension secara langsung menghambat pergerakan organ artikulasi seperti rahang, lidah, dan bibir, sehingga pelafalan vokal maupun konsonan menjadi kurang jelas. Begitu juga sebaliknya, penempatan artikulator yang kurang tepat dapat menjadi faktor munculnya jaw tension. Kondisi ini paling sering terjadi saat mahasiswa menyanyikan nada tinggi, melalui area passaggio, atau saat membawakan lagu yang belum familiar dan belum pernah dibahas secara teknis di kelas. Temuan ini menekankan pentingnya kesadaran tubuh dan penguasaan teknik dasar vokal untuk menjaga kejelasan diksi dan performa vokal yang optimal.