Perancangan interior Sentra Wisata Lingkungan Kamojang Hijau ini bertujuan untuk menciptakan kawasan wisata berbasis potensi lokal yang tidak hanya menawarkan pengalaman wisata, tetapi juga memperkuat peran komunitas dalam sistem pariwisata berkelanjutan. Lokasi yang dipilih berada di Desa Wisata Laksana, Kabupaten Bandung, yang memiliki kekayaan alam serta komunitas aktif dalam sektor pertanian dan UMKM. Permasalahan utama dalam perancangan ini dibagi ke dalam tiga fokus, yaitu: bagaimana merancang ruang wisata yang terintegrasi, bagaimana desain dapat mendukung promosi produk lokal, serta bagaimana komunitas lokal dapat dilibatkan dalam proses pengembangan kawasan. Dengan pendekatan naratif dan strategi desain multisensori, rancangan Kamojang Ketjil berhasil menyusun alur wisata yang mengalir, dimulai dari aktivitas menanam, mencicipi produk lokal, hingga proses edukasi dan pembelian oleh-oleh. Setiap ruang dirancang untuk merangsang interaksi antara pengunjung dengan komunitas melalui cerita dan aktivitas interaktif yang dapat dinikmati berbagai usia. Strategi ini juga dilengkapi dengan prinsip universal design dan ergonomi, menjadikan kawasan inklusif bagi seluruh kalangan. Metode yang digunakan dalam perancangan melibatkan observasi langsung, wawancara dengan pemangku kepentingan, serta penyebaran kuesioner kepada pengunjung pameran. Hasil dari proses ini menunjukkan bahwa desain tidak hanya diapresiasi oleh klien dan pengunjung, tetapi juga mendukung penguatan sistem ekonomi lokal dari hulu ke hilir, mulai dari produksi, edukasi, hingga konsumsi. Perancangan ini diharapkan dapat menjadi model desain interior berbasis komunitas yang dapat direplikasi di kawasan desa wisata lainnya. / The interior design of the Kamojang Hijau Environmental Tourism Center aims to create a local potential based tourism area that not only offers engaging experiences but also strengthens the role of the local community within a sustainable tourism system. The chosen site is located in Laksana Tourism Village, Bandung Regency, an area rich in natural resources and home to an active community involved in agriculture and small medium enterprises (SMEs). This design project addresses three main challenges: how to design an integrated tourism space, how design can promote local products, and how the local community can be actively involved in the area’s development. Using a narrative approach and multisensory design strategies, Kamojang Ketjil was developed to present a seamless visitor journey from planting activities and tasting local products to educational experiences and souvenir purchases. Every space is designed to encourage interaction between visitors and the community through storytelling and hands-on activities suitable for all ages. The design is further supported by principles of universal design and ergonomics, making the area inclusive for diverse users. The design process involved direct observation, interviews with stakeholders, and questionnaires distributed during an exhibition. Findings from this process show that the design is well received by both clients and visitors, while also strengthening the local economic chain from production and education to consumption. This project is expected to serve as a replicable model for community based interior design in other tourism villages.